A. SURAT AL KAHFI PENGHUBUNG TANDA-TANDA AKHIR ZAMAN DLAM AL QUR’AN
DUNIA ISLAM - Surat Al Kahfi memiliki perbedaan yang unik dari surat lainnya dalam Al Quran di mana surat Al Kahfi menjadi satu-satunya dalam Al Quran yang di hubungkan oleh Nabi Muhammad SAW sendiri dengan Dajjal. Dalam sebuah hadis Sahih Muslim, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Barang siapa menghafal sepuluh ayat pertama dari surat Al Kahfi, maka ia akan terlindung dari (fitnah) Dajjal (HR. Muslim).”.Dengan demikian surat Al Kahfi dengan hadist tersebut dihubungkan langsung dengan Dajjal. Surat Al Kahfi ini juga memiliki keunikan yang lain di mana dalam surat Al Kahfi Allah SWT memberi penjelasannya tentang Yakjuj dan Makjuj. Oleh karena itu Surat Al Kahfi dinamakan juga suratnya ilmu akhir zaman di mana petunjuk akhir zaman ada dalam surat ini. Dalam Hadist Riwayat Muslim Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa “ujian dan cobaan yang paling hebat yang akan dialami manusia dari zaman Nabi Adam a.s hingga hari kiamat adalah fitnah Dajjal”. Dalam Surat Al Kahfi inilah mengandung pengetahuan tentang akhir zaman, sebab Dajjal lah yang merupakan perancang utama akhir zaman.
Sepuluh tanda-tanda kiamat yang besar
Diriwayatkan oleh Ibnu Majah rahimahullahu dalam Kitabul Fitan dari Hudzaifah bin Usaid Abu Suraihah radhiyallahu ‘anhu:
" Kami sedang duduk-duduk berbincang di bayang-bayang salah satu kamar Rasulullah. Kami berbincang tentang hari kiamat, dan suara kami pun menjadi meninggi. Lalu beliau bersabda: ‘Tidak akan terjadi hari kiamat sehingga muncul sepuluh tanda; yaitu terbitnya matahari dari sebelah barat, munculnya Dajjal, munculnya asap, keluarnya binatang, munculnya Ya’juj dan Ma’juj, turunnya Isa putra Maryam, dan tiga khusuf (terbenam ke dalam bumi), satu di timur, satu di barat dan satu di Jazirah Arab, dan api yang keluar dari arah Yaman dari dataran terendah ‘Adn yang menggiring manusia ke tempat mahsyar’.
[H.R Muslim ]
Keterangan Sepuluh tanda-tanda qiamat yang disebutkan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dalam Hadits ini adalah tanda-tanda qiamat yang besar yang akan terjadi ketika hampir tibanya hari qiamat. Sepuluh tanda itu ialah:
- Dukhan (asap) yang akan keluar dan mengakibatkan penyakit seperti selesma di kalangan orang-orang yang beriman dan akan mematikan orang kafir
- Dajjal yang akan membawa fitnah besar yang akan menguji keimanan, sehingga banyak orang yang akan tertipu dengan seruannya
- Binatang besar yang keluar dekat gunung Shafa di Makkah yang akan berbicara, manusia sudah tidak mau lagi beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala
- Matahari akan terbit dari tempat tenggelamnya. Maka waktu itu Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak lagi menerima iman orang kafir dan tidak menerima taubat dari orang yang berdosa
- Turunnya Nabi Isa Alaihissalam ke permukaan bumi ini. Beliau akan mendukung pemerintahan Imam Mahdi yang sedang berkuasa pada waktu itu dan heliau akan mematahkan segala salib yang dibuat oleh orang-orang Nashrani dan beliau juga yang akan membunuh Dajjal
- Keluamya bangsa YaJuj dan Ma'juj yang akan membuat kerusakan di permukaan bumi ini, yaitu apabila mereka berhasil menghancurkan dinding yang dibuat dari besi bercampur tembaga yang telah didirikan oleh DZul Qarnain bersama pembantu-pembantunya pada zaman dahulu
- Gempa bumi di Timur
- Gempa bumi di Barat
- Gempa bumi di Semenanjung Arab
- Api besar yang akan menghalau manusia menuju ke Padang Mahsyar
Kelahiran Nabi Muhammad SAW dalam Ramalan Yahudi
Sesungguhnya, kaum Yahudi mengetahui tentang kebenaran fakta akan datangnya seorang nabi akhir zaman. Namun mereka menyembunyikan, bahkan semakin membangun kezaliman dan kecongkakan itu pada setiap zaman. Pengetahuan para Rabbi Yahudi itu tidak ada bedanya dengan dahulu ketika mereka mengetahui dan mengimani kedatangan penutup para nabi yaitu Muhammad bin Abdullah (SAW). Mereka berbondong-bondong hijrah menuju Jazirah Arab untuk menunggu kedatangan nabi terakhir. Mereka pun tahu waktu dan tibanya kelahiran nabi, sebagian mereka mendiami Kota Mekah dan berdagang di sana. Dan ketika tiba malam dilahirkannya Rasulullah SAW , mereka mendatangi kaum Arab Quraisy dan berkata, “ Wahai, Quraisy, apakah ada bayi dari kalian yang lahir pada mala mini ?”. Kaum Quraisy menjawab, “ Demi Tuhan, Kami tidak tahu.” Yahudi berkata, “Allah maha besar, jika kalian memang tidak mengetahuinya, tidak menjadi soal.” Tapi tolong perhatikanlah dan jagalah baik-baik apa yangkami katakan kepada kalian ini !Telah lahir pada malamini nabi terakhir untuk umat manusia yang diantara pundaknya ada sebuah tanda kenabian.”
Orang-orang Quraisy kemudian terperanjat heran mendengar perkataan Rabbi Yahudi tersebut.Ketika pulang kerumah, merekapun memberi kabar kepada sanak saudaranya serta handai taulannya. Lalu mereka mendapat kabar bahwa telah lahir putra dari Abdullah bin Abdul Mutthalib yang diberi nama Muhammad. Kemudian orang-orang Quraisy segera mendatangi Rabbi Yahudi tadi dan memberi kabar berita kelahiran tersebut. Secara bersama-sama mereka pun mendatangi Aminah ibunda nabi, dan meminta untuk ditunjukan bayi itu kepada mereka. Dan diantara kedua pundak anak itulah mereka mendapatkan sebuah tanda kenabian, sebagaimana yang telah disifatkan sebelumnya.Rabbi Yahudi lalu memberi ucapan selamat kepada kaum Quraisy, “Selamat, wahai kaum Quraisy, telah pindah nubuwwah (kenabian) dari kami Bani Israel kepada kalian (kaum Quraisy).Bergembiralah ! Kelak akan berkuasa dari Timur hingga ke Barat bumi ini. “ Sebenarnya kaum Yahudi banyak mengetahui rahasia-rahasia besar. Hanya saja, banyak dari mereka tidak percaya dan kerap menyembunyikan kebenaran rahasia tersebut karena dapat mengancam eksistensi mereka.
Ketika Nabi Muhammad SAW di lahirkan, kala itu orang-orang Arab masih penyembah berhala (Paganisme).Orang-orang Arab (suku Quraish) memberikan gelar kepada Nabi Muhammad “Al Amin” (orang yang dapat di percaya) yang merupakan sanjungan kepada Nabi Muhammad SAW sebelum diangkat menjadi nabi dan rasul Allah SWT, karena kepribadian dan menanamkan kesan yang baik bagi mereka (orang-orang Arab). Kemudian Beliau diangkat sebagai seorang Nabi dan Rasul Allah SWT seperti halnya Nabi Ibrahim a.s dan anaknya Nabi Ismail a.s. Orang-orang Arab tahu bahwa mereka dan Nabi Muhammad SAW adalah keturunan Nabi Ismail a.s dan Nabi Muhammad SAW mengatakan kepada mereka untuk menyembah Tuhan yang satu (Esa), bukan menyembah patung-patung berhala yang ada di kuil-kuil/rumah ibadah mereka. Sebelum Nabi Muhammad SAW dilahirkan dan diangkat sebagai seorang nabi dan rasul Allah SWT, di mana para rabbi Yahudi sudah mengetahui dari Kitab Tauratnya tentang kemunculan seorang nabi akhir zaman di tanah Arab, tepatnya di Kota Madinah. Dan ulama-ulama tertinggi/terbaik (Rabbi) Yahudi sudah berkumpul di kota tersebut (dulu bernama Yathrib) untuk menunggu kemunculan nabi akhir zaman. Sebagian dari mereka mendiami Kota Mekah untuk berdagang di sana. Setelah Nabi Muhammad SAW lahir dan diangkat sebagai nabi dan rasul Allah SWT, mereka (bangsa Yahudi/Israel) memutuskan untuk mengirim delegasi ke kota tersebut, dan delegasi/utusan itu bertemu dengan para Rabbi yang telah menetap di Kota Madinah jauh hari sebelumnya dan menanyakan tentang kemunculan seorang nabi akhir zaman di kota tersebut.
Setelah Nabi Muhammad SAW diangkat sebagai utusan Allah SWT justru para pemimpin Kaum Quraish dan sebagian besar Rabbi Yahudi menampiknya dan menyembunyikan kebenarannya karena dapat mengancam eksistensinya.Kemudian para pemimpin Quraish memutuskan untuk mengirim utusan ke Kota Madinah untuk bertemu para Rabbi Yahudi dan menanyakan tentang kenabian Muhammad SAW. Ketika para Rabbi dan utusan tersebut bertemu, para Rabbi tersebut mengatakan,” Tanyakan kepada dia (Nabi Muhammad SAW) tiga pertanyaan ini……. di mana hanya seorang nabi yang bisa menjawabnya.”Pertanyaan tersebut yaitu tentang roh, kisah Ashabul Kahfi dan Kisah Zulkarnaen. Kemudian Allah SWT menurunkan Jawaban dari tiga pertanyaan tadi, dua dari jawaban itu ada dalam Surat Al Kahfi (hanya pengetahuan yang dimiliki seorang Nabi dan Rasul Allah SWT yang bisa menceritakan kisah tersebut) dan satu lagi ada dalam Surat Al Israa’ yang dinamakan juga surat Bani Israel. Surat Al Kahfi : 13 dan 83 dan Surat Al Israa’ ; 85:
وَيَسْـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلرُّوحِ ۖ قُلِ ٱلرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّى وَمَآ أُوتِيتُم مِّنَ ٱلْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًۭا
Artinya: Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-
ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit" (Al Israa’: 85).
نَّحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَأَهُم بِٱلْحَقِّ ۚ إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ ءَامَنُوا۟ بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَٰهُمْ هُدًۭى
Artinya: Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk; (Al Kahfi : 13)
وَيَسْـَٔلُونَكَ عَن ذِى ٱلْقَرْنَيْنِ ۖ قُلْ سَأَتْلُوا۟ عَلَيْكُم مِّنْهُ ذِكْرًا
Artinya; Mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Zulkarnain. Katakanlah:
"Aku akan bacakan kepadamu cerita tentangnya… (Al Kahfi : 83)
Dan Allah SWT menurunkan jawabannya di dalam Al Qur’an.Pertanyaan pertama (tentang roh) berbeda dengan dua pertanyaan lain (kisah Ashabul Kahfi dan Dzul Qarnayn). Dua pertanyaan ini terkait dengan akhir zaman, tapi pertanyaan yang pertama tidak terkait terdapat dalam Surat Al Israa’ 17 : 85. Kemudian Allah SWT menurunkan dua pertanyaan dalam Surat Al Kahfi dan Surat Al Kahfi adalah surat dalam Al Qur’an tentang akhir zaman.
Dalam menjawab pertanyaan pertama, Allah SWT mengulangi pertanyaan tersebut, kemudian menjawabnya. Dalam menjawab pertanyaan tentang pengembaraan Dzul Qarnayn, Allah SWT melakukan hal yang sama (QS 18 : 83), “Dan mereka bertanya kepadamu tentang Dzul Qarnayn..” dan kemudian Allah SWT menjawabnya. Dalam menjawab pertanyaan ini, mereka (Yahudi) hanya pertanyakan tentang pengembaraan Dzul Qarnayn di Timur dan Barat, namun pengembaraan yang ketiga, mereka (Yahudi) sebenarnya tidaklah tahu.Tetapi Allah SWT tahu sasaran dari pertanyaan tersebut adalah tentang pengembaraan yang ke tiga dan Allah SWT memberi jawabannya dan membawa mereka kepada Yakjuj dan Makjuj.Inilah sasaran mereka (Yahudi) yaitu Yakjuj dan Makjuj yang merupakan salah satu tanda utama hari kiamat.
Dalam menjawab pertanyaan ke tiga tentang Ashabul Kahfi, Allah SWT tidak mengulangi pertanyaan tersebut karena Allah SWT berkeinginan membuat mereka (Yahudi) bingung dan terus menerka bahwa sasaran mereka dari pertanyaan tersebut adalah tentang Al Masih (Palsu)/Dajjal Al Masih yaitu pemimpin yang zalim yang akan menguasai dunia yang akan mereka tunggu di akhir zaman. Pada kisah Ashabul Kahfi terjadi pada masa penguasa Dikyanus (Decius) Romawi Pagan yang zalim, yang menguasai dunia dan Yerusalem.Namun dari pertanyaan tersebut, Allah SWT tidak membawa mereka kepada Dajjal.
Perkataan Dajjal, Khidir a.s dan Imam Mahdi tidak terdapat dalam Al Qur’an. Dan tanda – tanda akhir zaman dengan kembalinya Isa a.s juga dinyatakan tidak jelas di dalam Al Qur’an. Mengapa ?Karena Allah SWT berkeinginan membuat mereka (Yahudi) bingung dan terus menerka.Namun kaum mukmin dapat memahaminya.Di sini terdapat keterkaitan antara Dajjal dan Khidir a.s.Dajjal secara tidak langsung terdapat dalam Surat Al Kahfi dan bukan kebetulan juga Khidir a.s terdapat dalam Surat Al Kahfi.
Bacalah surat Al Kahfi pada hari Juma’at niscaya kita akan mendapatkan cahaya/nur dari Allah SWT dan nur tersebut akan masuk ke dalam qalbu (hati) kita sampai Jum’at berikutnya. Mengapa kita membutuhkan “nur”tersebut ?
Dalam sebuah hadist Shahih Muslim di ceritakan bahwa Nabi Muhammad SAW sedang tertidur di rumah istrinya Zainab r.a di Madinah dan beliau melihat sesuatu di dalam tidurnya, sebuah penglihatan di mana hal itu sangat buruk sehingga beliau terbangun dari tidurnya dengan muka berubah merah, kemudian beliau mengatakan “ Wahai semua orang Arab, ada kejahatan/orang jahat yang sangat buruk akan datang dan sekarang semakin dekat”. Kemudian beliau mengangkat tangannya dan membuat sebuah lingkaran kecil dan mengatakan,” hari ini sebuah lobang kecil telah di buat di penghalang/bendungan/benteng yang telah di buat oleh Zulkarnaen di mana Yakjuj dan Makjuj ada di balik bendungan/benteng tersebut”.Jadi pada hari itu telah di mulai pelepasan Yakjuj dan Makjuj dan ini adalah berita buruk bagi bangsa Arab.Kemudian Zainab r.a. bertanya, “ Apakah kita akan di hancurkan ? Sementara ada beberapa orang di antara kita yang sholeh”. Dan beliau menjawab, ya …. (Kemudian beliau memberikan waktu dan alasannya), “Ketika sampah-sampah masyarakat sudah menang.” Siapa yang dimaksud dengan sampah masyarakat ? Ketika “sampah-sampah Masyarakat” akan berkuasa maka kehancuran bangsa Arab akan datang, karena kehancuran tersebut berhubungan dengan Yakjuj dan Makjuj. Jadi sebuah kehancuran akhir zaman yang pasti akan terjadi, dan pada saat ini bangsa Arab sedang dipersiapkan pada kehancuran yang besar tersebut.
Mengapa mereka di sebut “sampah masyarakat” ?
وَمَن كَانَ فِى هَٰذِهِۦٓ أَعْمَىٰ فَهُوَ فِى ٱلْءَاخِرَةِ أَعْمَىٰ وَأَضَلُّ سَبِيلًۭا
Dan barang siapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar) (Al Israa’ : 72).
وَلَقَدْ مَكَّنَّٰهُمْ فِيمَآ إِن مَّكَّنَّٰكُمْ فِيهِ وَجَعَلْنَا لَهُمْ سَمْعًۭا وَأَبْصَٰرًۭا وَأَفْـِٔدَةًۭ فَمَآ أَغْنَىٰ عَنْهُمْ سَمْعُهُمْ وَلَآ أَبْصَٰرُهُمْ وَلَآ أَفْـِٔدَتُهُم مِّن شَىْءٍ إِذْ كَانُوا۟ يَجْحَدُونَ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ وَحَاقَ بِهِم مَّا كَانُوا۟ بِهِۦ يَسْتَهْزِءُونَ
Artinya: Dan sesungguhnya Kami telah meneguhkan kedudukan mereka dalam hal-hal yang Kami belum pernah meneguhkan kedudukanmu dalam hal itu dan Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan dan hati; tetapi pendengaran, penglihatan dan hati mereka itu tidak berguna sedikit jua pun bagi mereka, karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan mereka telah diliputi oleh siksa yang dahulu selalu mereka memperolok-olokkannya. (Al Ahqaaf : 26)
Mereka disebut “sampah masyarakat” karena mereka memiliki mata namun tidak dapat melihat, mereka memiliki telinga namun tidak mendengar dan mereka memiliki hati namun tidak dapat memahami. Mereka sama saja seperti “binatang ternak”, mereka lebih buruk dari “binatang ternak”, mereka lebih sesat/salah arah dibanding” binatang ternak.” Akan datang sesudahku penguasa-penguasa yang memerintahmu.Di atas mimbar mereka memberi petunjuk dan ajaran dengan bijaksana, tetapi bila telah turun mimbar mereka melakukan tipu daya dan pencurian.Hati mereka lebih busuk dari bangkai. (HR. Ath-Thabrani)
Aku mendengar Rasulullah Saw memprihatinkan umatnya dalam enam perkara: (1) diangkatnya anak-anak sebagai pemimpin (penguasa); (2) terlampau banyak petugas keamanan; (3) main suap dalam urusan hukum; (4) pemutusan silaturahmi dan meremehkan pembunuhan; (5) generasi baru yang menjadikan Al Qur'an sebagai nyanyian; (6) Mereka mendahulukan atau mengutamakan seorang yang bukan paling mengerti fiqih dan bukan pula yang paling besar berjasa tapi hanya orang yang berseni sastra lah. (HR. Ahmad)
Dan mereka adalah pemimpin-pemimpin sekarang yang telah salah arah dan menyesatkan rakyatnya. Allah SWT mengetahui hati seseorang yang ikhlas, dan akan memberikan cahaya (nur) kepada hambanya yang ikhlas, Allah SWT dapat melihat keikhlasan pada seorang hambanya, Dia maha melihat.
قُلْ إِنَّ صَلَاتِى وَنُسُكِى وَمَحْيَاىَ وَمَمَاتِى لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ
Artinya: Katakanlah: "Sesungguhnya salat, ibadah, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam (Al An’aam:162)
“ Sesungguhnya salat, ibadah, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam”. Kata-kata inilah yang tersimpan di dalam qalbu hamba-hambaNya yang ikhlas.
Bacalah sepuluh ayat pertama Surat Al Kahfi karena surat ini di hubungkan secara langsung pada Dajjal dan perlindungan dari fitnah Dajjal serta sempurnakan dengan membaca seluruh suratnya pada hari Jum’at. Surat Al Kahfi : 1-10 :
1. ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ عَلَىٰ عَبْدِهِ ٱلْكِتَٰبَ وَلَمْ يَجْعَل لَّهُۥ عِوَجَا
Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al Kitab (Al Qur'an) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya;
2. قَيِّمًۭا لِّيُنذِرَ بَأْسًۭا شَدِيدًۭا مِّن لَّدُنْهُ وَيُبَشِّرَ ٱلْمُؤْمِنِينَ ٱلَّذِينَ يَعْمَلُونَ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا
حَسَنًۭا
sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan akan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik,
3. مَّٰكِثِينَ فِيهِ أَبَدًۭ
mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya
4. وَيُنذِرَ ٱلَّذِينَ قَالُوا۟ ٱتَّخَذَ ٱللَّهُ وَلَدًۭا
Dan untuk memperingatkan kepada orang-orang yang berkata: "Allah mengambil seorang anak".
5. مَّا لَهُم بِهِۦ مِنْ عِلْمٍۢ وَلَا لِءَابَآئِهِمْ ۚ كَبُرَتْ كَلِمَةًۭ تَخْرُجُ مِنْ أَفْوَٰهِهِمْ ۚ إِن يَقُولُونَ إِلَّا كَذِبًۭا
Mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu, begitu pula nenek moyang mereka.Alangkah jeleknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka; mereka tidak mengatakan (sesuatu) kecuali dusta.
6. فَلَعَلَّكَ بَٰخِعٌۭ نَّفْسَكَ عَلَىٰٓ ءَاثَٰرِهِمْ إِن لَّمْ يُؤْمِنُوا۟ بِهَٰذَا ٱلْحَدِيثِ أَسَفًا
Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati sesudah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al Qur'an).
7. إِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى ٱلْأَرْضِ زِينَةًۭ لَّهَا لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلًۭا
Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.
8. وَإِنَّا لَجَٰعِلُونَ مَا عَلَيْهَا صَعِيدًۭا جُرُزًا
Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang di atasnya menjadi tanah rata lagi tandus.
9. أَمْ حَسِبْتَ أَنَّ أَصْحَٰبَ ٱلْكَهْفِ وَٱلرَّقِيمِ كَانُوا۟ مِنْ ءَايَٰتِنَا عَجَبًا
Atau kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang mempunyai) raqim itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang mengherankan?
10. إِذْ أَوَى ٱلْفِتْيَةُ إِلَى ٱلْكَهْفِ فَقَالُوا۟ رَبَّنَآ ءَاتِنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةًۭ وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًۭا
(Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa: "Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)".
B. SURAT AL KAHFI MENJELASKAN ADANYA “KEBENGKOKAN” DI AKHIR ZAMAN
ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ عَلَىٰ عَبْدِهِ ٱلْكِتَٰبَ وَلَمْ يَجْعَل لَّهُۥ عِوَجَا
“Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al Kitab (Al Qur'an) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya” (Al Kahfi : 1)
Pada akhir ayat pertama Surat Al Kahfi terdapat kata “Iwaja” (Iwaja=tidak ada kebengkokan di dalamnya/Al Qur’an) “, ini memberitahukan bahwa ada “kebengkokan” pada kitab-kitab lain. “Kami telah menurunkan kitab ini dan Kami telah menjaga kitab ini, sehingga tiada seorangpun yang dapat merubahnya dan membuatnya bengkok seperti yang telah di lakukan pada kitab-kitab sebelumnya“, jadi di sini ada petunjuk yang berkaitan dengan Dajjal, di mana Dajjal akan masuk dan menyerang yang terdapat “Iwaja(=kebengkokan)” di dalamnya seperti pada kitab-kitab sebelumnya.
Contoh “Iwaja” (=kebengkokan) dalam Kitab Al Quran di mana Allah SWT telah melarang penggunaan riba dan di tegaskan dalam wahyu yang terakhir di turunkan yaitu Surat Al Baqarah : 278-279 adalah mengenai riba.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَذَرُوا۟ مَا بَقِىَ مِنَ ٱلرِّبَوٰٓا۟ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِين
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. (Al Baqarah : 278)
فَإِن لَّمْ تَفْعَلُوا۟ فَأْذَنُوا۟ بِحَرْبٍۢ مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ ۖ وَإِن تُبْتُمْ فَلَكُمْ رُءُوسُ أَمْوَٰلِكُمْ لَا تَظْلِمُونَ وَلَا تُظْلَمُونَ
Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertobat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya. (Al Baqarah : 279)
Allah SWT dan RasulNya (Nabi Muhammad SAW) telah menyatakan perang terhadap riba, dan juga dalam Surat Ali Imran : 130
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَأْكُلُوا۟ ٱلرِّبَوٰٓا۟ أَضْعَٰفًۭا مُّضَٰعَفَةًۭ ۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.
Bila kita lihat dalam Al Kitab sebelumnya (Taurat), apa yang kita temukan ? Allah SWT juga berbicara tentang “Iwaj (kebengkokan)”, di mana Allah SWT berfirman dalam Surat An Nisaa’ : 160-161
فَبِظُلْمٍۢ مِّنَ ٱلَّذِينَ هَادُوا۟ حَرَّمْنَا عَلَيْهِمْ طَيِّبَٰتٍ أُحِلَّتْ لَهُمْ وَبِصَدِّهِمْ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ كَثِيرًۭا
Maka disebabkan kelaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan atas mereka (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah, (An Nisaa’ : 160)
وَأَخْذِهِمُ ٱلرِّبَوٰا۟ وَقَدْ نُهُوا۟ عَنْهُ وَأَكْلِهِمْ أَمْوَٰلَ ٱلنَّاسِ بِٱلْبَٰطِلِ ۚ وَأَعْتَدْنَا لِلْكَٰفِرِينَ مِنْهُمْ عَذَابًا أَلِيمًۭا
dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta orang dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih. (A Nisaa’ : 161)
Dalam Surat Ar-Ruum : 39 Allah SWT berfirman:
وَمَآ ءَاتَيْتُم مِّن رِّبًۭا لِّيَرْبُوَا۟ فِىٓ أَمْوَٰلِ ٱلنَّاسِ فَلَا يَرْبُوا۟ عِندَ ٱللَّهِ ۖ وَمَآ ءَاتَيْتُم مِّن زَكَوٰةٍۢ تُرِيدُونَ وَجْهَ ٱللَّهِ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُضْعِفُونَ
Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya).
“Mereka itu (Yahudi) telah mengkonsumsi riba walaupun Kami telah melarang mereka” begitulah Allah SWT menegaskan. Jadi ini petunjuk bagi kita bahwa pada Al Kitab sebelumnya (Taurat), sebelum kitab itu di turunkan orang-orang Yahudi telah mengkonsumsi riba dan setelah kitab ini (Taurat) di turunkan, Allah SWT telah menyatakan haram dalam kitab ini (Taurat) untuk mengkonsumsi riba bagi bangsa Yahudi. Namun kitab ini (Taurat) telah “dibengkokan” dimana bagi bangsa yahudi (Bani Israel) meminjamkan uang dengan bunga (riba) sesame bangsa Yahudi adalah haram, namun di katakan halal meminjamkan uang dengan bunga bagi mereka yang bukan bangsa Yahudi. Ini adalah “Iwaja (kebengkokan)”. Sebagai umat muslim kita harus memperhatikan dan memahami “kebengkokan” di sini karena Dajjal akan menyerang umat Islam dengan “kebengkokan” ini yaitu riba.
Dan ketika akhir zaman sudah datang,kita akan tahu dan merasakan sebuah serangan riba. Apakah serangan riba sudah datang sekarang ini? Peminjam uang dengan bunga sudah ada di mana-dimana, sudah ada di muka umum berkedok bank, koperasi dan bentuk usaha lain dengan system kredit . Kita dapat melihat sendiri system koperasi dan perbankan berdasarkan system riba yang datang dari Dajjal, dan jika anda telah diserangnya dan terperangkap olehnya (bunga bank/koperasi) maka anda akan mendapat fitnahnya.
Allah SWT dan Rasulnya (juga nabi dan rasul sebelum Nabi Muhammad SAW) telah melaknat system riba, dalam Al Quran dan Hadist sudah di jelaskan bahwa system riba haram hukumnya dimana system riba akan melahirkan kapitalis yang hanya menguntungkan kepentingan pribadi semata. Allah SWT dan Rasulnya telah memberitahu kita bahwa system zakat lebih menguntungkan kepada umat (masyarakat) pada umumnya, karena kebahagian hidup pribadi ada dalam kebahagian hidup masyarakat (umat).
Sekarang ini begitu dahsyatnya serangan riba, riba sudah memasuki sendi-sendi kehidupan manusia, riba sudah dihalalkan oleh umat manusia, baik negara sekuler modern maupun Negara yang menjalankan “syariah” seperti Arab Saudi dan Malaysia tidak terlepas dari riba bahkan orang beriman sekalipun akan terkena debunya riba. Hal ini sudah ditegaskan3 dalam hadist “Akan datang satu masa dimana tiada seorangpun yang tidak makan uang riba.Kalau tidak ribanya maka ia akan terkena asapnya (atau debunya)”. (HR. Abu Dawud)Dari Ibnu Mas'ud r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. itu melaknatkan kepada orang yang makan harta riba dan orang yang menyerahkan harta riba itu kepada orang lain -sebagai hibah, hadiah dan sebagainya-." (Riwayat Muslim) Imam Tirmizi dan lain-lain menambahkan: "Juga dilaknat kedua orang saksinya serta juru tulisnya."
Apabila perzinaan dan riba telah melanda suatu negeri maka mereka (penghuninya) sudah menghalalkan atas mereka sendiri siksaan Allah. (HR. Ath-Thabrani dan Al Hakim,) dan ini telah terjadi, Nauzubillah mindzalik …..
Uang kertas yang kita gunakan penuh dengan kepalsuan dan uang kertas tersebut termasuk riba. Apakah uang kertas yang kita gunakan dapat dipakai di Negara AS atau negara lain? Apakah nilai uang kertas kita sama dengan dollar AS? Apakah kita tidak merasakan bahwa uang kertas yang kita gunakan justru akan menyedot kekayaan alam kita, justru akan memiskinkan kita, justru akan menindas kita? Apakah kita tidak tahu Yakjuj dan Makjuj menebarkan riba berkedok bantuan, hibah, hadiah atau hutang justru akan menindas kita ? Berapa nilai Dollar terhadap rupiah sekarang ? Berapa nilai rupiah terhadap Dollar lima tahun atau sepuluh tahun yang lalu? Sudah berapa banyak bunga riba yang menyedot kekayaan kita sejak sepuluh atau dua puluh tahun yang lalu sampai sekarang ?Kenapa ekspor-impor MIGAS hanya berlaku dengan menggunakan Dollar (Petrodollar)? Dari selisih nilai “Dollar” belum termasuk bunga ribanya, lima tahun, sepuluh tahun atau dua puluh tahun yang lalu sudah jelas hutang Indonesia akan terus bertambah dan Indonesia tidak akan pernah lepas dari hutangnya sampai suatu masa di mana akan terjadi huru – hara besar di akhir zaman. Hanya orang-orang beriman, hanya orang-orang yang melihat dengan mata hatinya yang bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut… Suatu kebohongan kalau pejabat/pemimpin/para politisi yang mengatakan ekonomi kita stabil/aman… Ekonomi kita ibarat “balon ” yang sewaktu dapat mereka permainkan, sewaktu-waktu dapat mereka hancurkan jika mereka tidak menyukai pemimpin yang memimpin di negeri ini. Sudah jelas dan tegas dinyatakan dalam Al quran dan Hadist bahwa uang yang syah digunakan adalah emas (dinar) dan perak (dirham), tapi negara-negara sekuler modern akan mengenyampingkan ini, Negara-negara secular modern akan terperangkap dengan “kebengkokan” yaitu yang haram akan dihalalkan”….. Jika sesuatu yang sudah di haramkan kemudian dihalalkan, itu adalah bagian dari syirik, dan itu adalah termasuk dosa besar. Allah SWT akan mengampuni segala dosa yang besar, kecuali dosa syirik.
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِۦ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَآءُ ۚ وَمَن يُشْرِكْ بِٱللَّهِ فَقَدِ ٱفْتَرَىٰٓ إِثْمًا عَظِيمًا
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (An Nisaa’:48)
Apa yang terjadi dengan Indonesia?
Negara Indonesia merupakan salah satu jumlah penduduk terbesar dan muslim terbesar di dunia, sekitar 90% adalah muslim dan memiliki sumber alam yang sangat kaya, semua sumber alam ada di Indonesia. Namun siapa yang menikmati? Yakjuj dan Makjuj (Zionis Anglo Amerika) akan menguasai potensi alam yang ada di negara mana pun, termasuk di Indonesia. Merekalah yang menciptakan Sistem Dajjal. Rakyat akan tetap miskin dan melarat karena system Dajjal, karena sitem riba yang mereka tebarkan, karena pinjaman hutang dan bunga ribanya, sehingga sumber kekayaan alam dikuasai oleh Yakjuj dan Makjuj (Zionis Anglo Amerika). Hal ini sudah berlangsung sangat lama, sejak menyatakan kemerdekaan dari penjajahan Belanda pada tahun 1945.Namun kemerdekaan ini adalah palsu, ini hanyalah pemindahan kekuasaan ke tangan Yakjuj dan Makjuj, kita hanya bebas dari penjajahan secara militer.Yakjuj dan Makjujlah yang mengendalikan dan menguasai ekonomi, politik/demokrasi, social dan budaya.Yakjuj dan Makjujlah yang merekayasa bentuk Negara sekuler modern sehingga yang haram bisa di jadikan halal.Merekalah yang mengendalikan system keuangan dan perbankan dengan system riba, kebudayaan mereka telah merasuki dan merusak moral orang-orang Indonesia.Mereka sudah merasuki semua aspek kehidupan orang-orang Indonesia, system politik/demokrasi justru melahirkan para penjahat berdasi alias koruptor. Tapi di manakah para ulama ? Apakah sibuk dengan urusan politik sehingga mereka menepikan Al Quran dan sunnah ?Apakah mereka berdakwah demi mengejar duniawi atau materi? Ulama adalah pewaris nabi……..
Para ulama fiqih adalah pelaksana amanat para rasul selama mereka tidak memasuki (bidang) dunia.Mendengar sabda tersebut, para sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, apa arti memasuki (bidang) dunia?"Beliau menjawab, "Mengekor kepada penguasa dan kalau mereka melakukan seperti itu maka hati-hatilah terhadap mereka atas keselamatan agamamu. (HR. Ath-Thabrani)
“Mendekati kiamat akan terjadi fitnah-fitnah seolah-olah kepingan-kepingan malam yang gelap-gulita.Seorang yang pagi hari beriman maka pada sore harinya menjadi kafir, dan orang yang pada sore harinya beriman maka pada pagi harinya menjadi kafir, dia menjual agamanya dengan (imbalan) harta-benda dunia”.(HR. Abu Dawud).
Pada masa yang akan datang, ketika sebuah perang besar (Malhamah/Armagedon) terjadi, dollar AS akan akan kolaps dan ini sebuah penghancuran terhadap semua mata uang lainnya. Semua mata uang lainnya akan hilang dan mungkin ada penggantinya untuk transaksi mikro, sedangkan untuk transaksi makro akan di gantikan oleh uang elektronik dan hal ini sebuah alat ribu untuk menipu/mencurangi kita dan akan membawa kita pada kemiskinan/kemelaratan yang permanen. Sekarang sudah di mulai penggunaan uang elektronik.Ini semua sudah di atur dan sudah rencana Dajjal.
Apa itu system Dajjal ?sisitem Dajjal yaitu tatanan kehidupan yang dipimpin oleh AS (kiblat dunia lebih condong ke AS). Hal ini tercermin dalam lembaran uang Dollar AS, bagian depan dari uang tersebut bergambar president pertama Goerge Washington dan bagian belakang bergambar pyramid terpotong. Letak gambar pyramid di belakang, sebagai isyarat bahwa di belakang AS itu ada kekuatan lain dan di atas pyramid itu ada setiga bergambar mata satu. Di atasnya ada tulisan“Annuit Coeptis” artinya semoga dia (Dajjal) senang dengan proyek ini. Di bawahnya ada tulisan“Ordo Seclorum” yaitu tatanan dunia baru artinya umat seluruh dunia diharapkan menjadi satu peradaban dan menerima kepemimpinan Dajjal Al Masih. Sistem Dajjal dan Dajjal ini tidak seorang manusiapun yang dapat menghancurkannya, sampai waktu yang dikehendaki Allah SWT di mana Allah SWT mengutus Isa Al Masih untuk menghancurkannya.Di dalam hadis qudsi sahih Muslim, Allah SWT menyatakan tentang Yakjuj dan Makjuj: “Aku ciptakan makhluk yang amat berkuasa dimana tiada orang lain yang dapat menghancurkan mereka kecuali Aku (Allah SWT)”. Dalam sebuah Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra.:
Bahwa Umar bin Khathab pergi bersama Rasulullah saw. dalam suatu rombongan menuju tempat Ibnu Shayyad dan menjumpainya sedang bermain dengan anak-anak kecil di dekat gedung Bani Maghalah, sedangkan pada waktu itu Ibnu Shayyad sudah mendekati usia balig. Ia tidak merasa kalau ada Nabi saw. sehingga beliau menepuk punggungnya lalu Nabi berkata kepada Ibnu Shayyad: Apakah kamu bersaksi bahwa aku ini utusan Allah? Ibnu Shayyad memandang beliau lalu berkata: Aku bersaksi bahwaengkau adalah utusan orang-orang yang buta huruf. Lalu Ibnu Shayyad balik bertanya kepada Rasulullah saw.: Apakah engkau bersaksi bahwa aku utusan Allah? Beliau menolaknya dan bersabda: Aku beriman kepada Allah dan para rasul-Nya. Kemudian Rasulullah berkata kepadanya: Apa yang kamu lihat? Ibnu Shayyad berkata: Aku didatangi orang yang jujur dan pendusta. Maka Rasulullah saw. bersabda: Perkara ini telah menjadi kabur bagimu. Lalu Rasulullah melanjutkan: Aku menyembunyikan sesuatu untukmu. Ibnu Shayyad berkata: Asap. Beliau bersabda: Pergilah kau orang yang hina! Kamu tidak akan melewati derajatmu! Umar bin Khathab berkata: Wahai Rasulullah, izinkan aku memenggal lehernya! Beliau bersabda: Kalau dia Dajjal, dia tidak akan dapat dikalahkan, kalau bukan maka tidak ada baiknya kamu membunuh dia.…(Shahih Muslim )
Bahwa Umar bin Khathab pergi bersama Rasulullah saw. dalam suatu rombongan menuju tempat Ibnu Shayyad dan menjumpainya sedang bermain dengan anak-anak kecil di dekat gedung Bani Maghalah, sedangkan pada waktu itu Ibnu Shayyad sudah mendekati usia balig. Ia tidak merasa kalau ada Nabi saw. sehingga beliau menepuk punggungnya lalu Nabi berkata kepada Ibnu Shayyad: Apakah kamu bersaksi bahwa aku ini utusan Allah? Ibnu Shayyad memandang beliau lalu berkata: Aku bersaksi bahwaengkau adalah utusan orang-orang yang buta huruf. Lalu Ibnu Shayyad balik bertanya kepada Rasulullah saw.: Apakah engkau bersaksi bahwa aku utusan Allah? Beliau menolaknya dan bersabda: Aku beriman kepada Allah dan para rasul-Nya. Kemudian Rasulullah berkata kepadanya: Apa yang kamu lihat? Ibnu Shayyad berkata: Aku didatangi orang yang jujur dan pendusta. Maka Rasulullah saw. bersabda: Perkara ini telah menjadi kabur bagimu. Lalu Rasulullah melanjutkan: Aku menyembunyikan sesuatu untukmu. Ibnu Shayyad berkata: Asap. Beliau bersabda: Pergilah kau orang yang hina! Kamu tidak akan melewati derajatmu! Umar bin Khathab berkata: Wahai Rasulullah, izinkan aku memenggal lehernya! Beliau bersabda: Kalau dia Dajjal, dia tidak akan dapat dikalahkan, kalau bukan maka tidak ada baiknya kamu membunuh dia.…(Shahih Muslim )
Hadist ini jelas dan tegas mengatakan bahwa Dajjal sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW dan tidak seorang manusiapun yang dapat mengalahkannya walaupun manusia sehebat Umar bin Khattab r.a kecuali Isa Al Masih yang di utus Allah SWT. Jika ada pergerakan Islam yang berubah menjadi sebuah partai politik dan mempunyai misi untuk menghancurkan system Dajjal dengan memulihkan syariah, berarti dia lebih hebat dari Umar bin Khattab r.a dan berani melawan takdir yang telah ditetapkan Allah SWT?
Banyak lagi “kebengkokan-kebengkokan” yang kita temui sekarang ini. Setelah dunia akan dipenuhi dengan gedung-gedung tinggi, kemudian akan di banjiri dengan alkohol-alkohol. Walaupun di Negara yang mayoritas muslim dengan mudah akan kita temui alkohol bahkan di dekat di mesjidpun akan ditemui alkohol-alkohol yang terpajang bebas. Dalam suatu hadist Nabi Muhammad SAW bersabda “bahwa alkohol adalah induknya segala kejahatan” . Apakah kita berada di zaman ketika alkohol bebas di pajang di depan umum seperti riba? Ini adalah “Iwaj (kebengkokan)” dalam surat Al Kahfi. Kisah Nabi Luth a.s yang memimpin umatnya terdiri dari kaum “homo seksual” dan lesbian” di Negeri Sodom, dan Allah SWT melaknatnya sehingga kaumnya di hancurkan dengan hujan batu belerang/gempa bumi yang dahsyat, lalu negri itu tenggelam, yang akhirnya menjadi danau yang terkenal dengan “Laut Mati” terletak di Yordania. Tapi sekarang kita bisa melihat bahwa perkawinan sejenis tersebut sudah di legalkan. Dan bukan tidak mungkin pada masa yang akan datang perkawinan “incest” yaitu antara putrinya dengan ayahnya, ibunya dengan anak laki-laki atau kakak dengan adiknya akan dilegalkan di seluruh negara. Bukan tidak mungkin suatu saat, negara yang mayoritas muslim akan mengikutinya.
وَلُوطًا إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِۦٓ أَتَأْتُونَ ٱلْفَٰحِشَةَ مَا سَبَقَكُم بِهَا مِنْ أَحَدٍۢ مِّنَ ٱلْعَٰلَمِينَ
Dan (Kami juga telah mengutus) Lut (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada kaumnya: "Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun (di dunia ini) sebelummu?" (Al ‘Araaf: 80)
إِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ ٱلرِّجَالَ شَهْوَةًۭ مِّن دُونِ ٱلنِّسَآءِ ۚ بَلْ أَنتُمْ قَوْمٌۭ مُّسْرِفُونَ
Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas. (Al ‘Araaf :81)
رَبِّ نَجِّنِى وَأَهْلِى مِمَّا يَعْمَلُونَ
(Lut berdoa): "Ya Tuhanku selamatkanlah aku beserta keluargaku dari (akibat) perbuatan yang mereka kerjakan'.( Asy-Syu’ara’: 169)
وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهِم مَّطَرًۭا ۖ فَسَآءَ مَطَرُ ٱلْمُنذَرِينَ
Dan Kami hujani mereka dengan hujan (batu belerang) maka amat jeleklah hujan yang menimpa orang-orang yang telah diberi peringatan itu.(Asy-Syu’ara’: 173)
وَلُوطًا إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِۦٓ إِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ ٱلْفَٰحِشَةَ مَا سَبَقَكُم بِهَا مِنْ أَحَدٍۢ مِّنَ ٱلْعَٰلَمِينَ
Dan (ingatlah) ketika Lut ketika kami mengutusnya kepada kaum Sodom, ia berkata kepada kaumnya: "Sesungguhnya kamu benar-benar mengerjakan perbuatan yang amat keji yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun dari umat-umat sebelum kamu". (Al-Ankabut: 28)
أَئِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ ٱلرِّجَالَ وَتَقْطَعُونَ ٱلسَّبِيلَ وَتَأْتُونَ فِى نَادِيكُمُ ٱلْمُنكَرَ ۖ فَمَا كَانَ جَوَابَ قَوْمِهِۦٓ إِلَّآ أَن قَالُوا۟ ٱئْتِنَا بِعَذَابِ ٱللَّهِ إِن كُنتَ مِنَ ٱلصَّٰدِقِينَ
Apakah sesungguhnya kamu patut mendatangi laki-laki, menyamun dan mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat pertemuanmu? Maka jawaban kaumnya tidak lain hanya mengatakan: "Datangkanlah kepada kami azab Allah, jika kamu termasuk orang-orang yang benar(Al-Ankabut: 29)
وَلَمَّا جَآءَتْ رُسُلُنَآ إِبْرَٰهِيمَ بِٱلْبُشْرَىٰ قَالُوٓا۟ إِنَّا مُهْلِكُوٓا۟ أَهْلِ هَٰذِهِ ٱلْقَرْيَةِ ۖ إِنَّ أَهْلَهَا كَانُوا۟ ظَٰلِمِينَ
Dan tatkala utusan Kami (para malaikat) datang kepada Ibrahim membawa kabar gembira, mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami akan menghancurkan penduduk (Sodom) ini, sesungguhnya penduduknya adalah orang-orang yang lalim".(Al-Ankabut: 31)
قَالَ إِنَّ فِيهَا لُوطًۭا ۚ قَالُوا۟ نَحْنُ أَعْلَمُ بِمَن فِيهَا ۖ لَنُنَجِّيَنَّهُۥ وَأَهْلَهُۥٓ إِلَّا ٱمْرَأَتَهُۥ كَانَتْ مِنَ ٱلْغَٰبِرِينَ
Berkata Ibrahim: "Sesungguhnya di kota itu ada Lut". Para malaikat berkata: "Kami lebih mengetahui siapa yang ada di kota itu. Kami sungguh-sungguh akan menyelamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali istrinya. Dia adalah termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan). (Al-Ankabut: 32)
Kita juga menemukan “kebengkokan” pada kitab sebelumnya (Taurat) tentang kisah Nabi Musa a.s di mana ditemukancerita yang berbeda bahwa Nabi Musa a.s menaiki Gunung Sinai dan dia menitipkan Bani Isral kepada saudaranya Harun a.s dan ketika Nabi Musa a.s turun gunung, dia menemukan Bani Israel sedang menyembah berhala patung anak sapi yang terbuat dari emas. Al Quran memberitahu kita bahwa Nabi Musa a.s kemudian mengangkat Harun a.s dengan menarik janggut dan rambutnya dan Harun a.s memohonnya untuk tidak melakukannya, “Wahai putra dari ibuku saya tidak bersalah, bukan saya yang bertanggung jawab mengenai hal ini tapi As Samiri, dialah yang bertanggung jawab dan saya takut bila saya mengintervensi, saya akan memecah belah kesatuan umat ini” .
فَرَجَعَ مُوسَىٰٓ إِلَىٰ قَوْمِهِۦ غَضْبَٰنَ أَسِفًۭا ۚ قَالَ يَٰقَوْمِ أَلَمْ يَعِدْكُمْ رَبُّكُمْ وَعْدًا حَسَنًا ۚ أَفَطَالَ عَلَيْكُمُ ٱلْعَهْدُ أَمْ أَرَدتُّمْ أَن يَحِلَّ عَلَيْكُمْ غَضَبٌۭ مِّن رَّبِّكُمْ فَأَخْلَفْتُم مَّوْعِدِى
Kemudian Musa kembali kepada kaumnya dengan marah dan bersedih hati. Berkata Musa: "Hai kaumku, bukankah Tuhanmu telah menjanjikan kepadamu suatu janji yang baik? Maka apakah terasa lama masa yang berlalu itu bagimu atau kamu menghendaki agar kemurkaan dari Tuhanmu menimpamu, lalu kamu melanggar perjanjianmu dengan aku?" (Thaahaa: 86)
قَالُوا۟ مَآ أَخْلَفْنَا مَوْعِدَكَ بِمَلْكِنَا وَلَٰكِنَّا حُمِّلْنَآ أَوْزَارًۭا مِّن زِينَةِ ٱلْقَوْمِ فَقَذَفْنَٰهَا فَكَذَٰلِكَ أَلْقَى ٱلسَّامِرِىُّ
Mereka berkata: "Kami sekali-kali tidak melanggar perjanjianmu dengan kemauan kami sendiri, tetapi kami disuruh membawa beban-beban dari perhiasan kaum itu, maka kami telah melemparkannya, dan demikian pula Samiri melemparkannya", (Thaahaa:87)
وَلَقَدْ قَالَ لَهُمْ هَٰرُونُ مِن قَبْلُ يَٰقَوْمِ إِنَّمَا فُتِنتُم بِهِۦ ۖ وَإِنَّ رَبَّكُمُ ٱلرَّحْمَٰنُ فَٱتَّبِعُونِى وَأَطِيعُوٓا۟ أَمْرِى
Dan sesungguhnya Harun telah berkata kepada mereka sebelumnya: "Hai kaumku, sesungguhnya kamu hanya diberi cobaan dengan anak lembu itu dan sesungguhnya Tuhanmu ialah (Tuhan) Yang Maha Pemurah, maka ikutilah aku dan taatilah perintahku" (Thaahaa: 90)
قَالَ يَٰهَٰرُونُ مَا مَنَعَكَ إِذْ رَأَيْتَهُمْ ضَلُّوٓا۟
Berkata Musa: "Hai Harun, apa yang menghalangi kamu ketika kamu melihat mereka telah sesat, (Thaahaa: 92)
أَلَّا تَتَّبِعَنِ ۖ أَفَعَصَيْتَ أَمْرِى
(sehingga kamu tidak mengikuti aku? Maka apakah kamu telah (sengaja) mendurhakai perintahku?" (Thaahaa:93)
قَالَ يَبْنَؤُمَّ لَا تَأْخُذْ بِلِحْيَتِى وَلَا بِرَأْسِىٓ ۖ إِنِّى خَشِيتُ أَن تَقُولَ فَرَّقْتَ بَيْنَ بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ وَلَمْ تَرْقُبْ قَوْلِى
Harun menjawab: "Hai putra ibuku janganlah kamu pegang janggutku dan jangan (pula) kepalaku; sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan berkata (kepadaku): "Kamu telah memecah antara Bani Israel dan kamu tidak memelihara amanatku". (Thaahaa:94)
قَالَ فَمَا خَطْبُكَ يَٰسَٰمِرِىُّ
Berkata Musa: "Apakah yang mendorongmu (berbuat demikian) hai Samiri?" (Thaahaa:95)
قَالَ بَصُرْتُ بِمَا لَمْ يَبْصُرُوا۟ بِهِۦ فَقَبَضْتُ قَبْضَةًۭ مِّنْ أَثَرِ ٱلرَّسُولِ فَنَبَذْتُهَا وَكَذَٰلِكَ سَوَّلَتْ لِى نَفْسِى
Samiri menjawab: "Aku mengetahui sesuatu yang mereka tidak mengetahuinya, maka aku ambil segenggam dari jejak rasul lalu aku melemparkannya, dan demikianlah nafsuku membujukku". (Thaahaa: 96)
Jadi Harun a.s tidak bersalah dan kemudian Nabi Musa a.s memohon ampun dan perlindungan pada Allah SWT, untuk dirinya dan saudaranya dan kemudian melabrak As Samiri.Tapi Taurat mengatakan Harun a.s adalah yang bertanggung jawab karena telah menempa anak sapi emas tersebut dan mengajak umatnya untuk menyembahnya. Setiap kita menemukan “Iwaj (kebengkokan)” dari kitab sebelumnya (Taurat dan Injil), Dajjal akan menggunakan “kebengkokan” tersebut untuk menyerang umat muslim dan kita harus bersiap untuk menjaga diri kita sendiri.
“Iwaj (kebengkokan)” ternyata juga dapat menyusup ke hadist-hadist khususnya pada hadist yang dibuat-buat/palsu. Dan Dajjal akan menggunakan hadist-hadist palsu tersebut untuk menyerang umat Islam. Hadistnya ada dalam shahih Bukhari dan Shahih Muslim (Shahih Bukhari-Muslim) yang dinamakan juga “Muttafakun ‘Alaihi” (diakui/disepakati).Jadi sebuah hadist yang diakui secara universal sebagai hadist yang syah.
Hadist tersebut adalah Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. menikahiku pada saat aku berusia enam tahun dan beliau menggauliku saat berusia sembilan tahun. Aisyah ra.melanjutkan: Ketika kami tiba di Madinah, aku terserang penyakit demam selama sebulan setelah itu rambutku tumbuh lebat sepanjang pundak. Kemudian Ummu Ruman datang menemuiku waktu aku sedang bermain ayunan bersama beberapa orang teman perempuanku.Ia berteriak memanggilku, lalu aku mendatanginya sedangkan aku tidak mengetahui apa yang diinginkan dariku. Kemudian ia segera menarik tanganku dan dituntun sampai di muka pintu. Aku berkata: Huh..huh.. hingga nafasku lega. Kemudian Ummu Ruman dan aku memasuki sebuah rumah yang di sana telah banyak wanita Ansar. Mereka mengucapkan selamat dan berkah dan atas nasib yang baik. Ummu Ruman menyerahkanku kepada mereka sehingga mereka lalu memandikanku dan meriasku, dan tidak ada yang membuatku terkejut kecuali ketika Rasulullah saw. datang dan mereka meyerahkanku kepada beliau. (Shahih Bukhari- Muslim).
Rasulullah saw. menikahiku pada saat aku berusia enam tahun dan beliau menggauliku saat berusia sembilan tahun. Aisyah ra.melanjutkan: Ketika kami tiba di Madinah, aku terserang penyakit demam selama sebulan setelah itu rambutku tumbuh lebat sepanjang pundak. Kemudian Ummu Ruman datang menemuiku waktu aku sedang bermain ayunan bersama beberapa orang teman perempuanku.Ia berteriak memanggilku, lalu aku mendatanginya sedangkan aku tidak mengetahui apa yang diinginkan dariku. Kemudian ia segera menarik tanganku dan dituntun sampai di muka pintu. Aku berkata: Huh..huh.. hingga nafasku lega. Kemudian Ummu Ruman dan aku memasuki sebuah rumah yang di sana telah banyak wanita Ansar. Mereka mengucapkan selamat dan berkah dan atas nasib yang baik. Ummu Ruman menyerahkanku kepada mereka sehingga mereka lalu memandikanku dan meriasku, dan tidak ada yang membuatku terkejut kecuali ketika Rasulullah saw. datang dan mereka meyerahkanku kepada beliau. (Shahih Bukhari- Muslim).
Hadist ini adalah palsu dan bertentangan dengan Al Quran di mana dalam Al Quran sudah dijelaskan bahwa wanita yang dinikahkan adalah wanita yang cukup umur atau baliqh yaitu sudah datang haid . Adakah dalam hadist lain menceritakan upacara dan perayaan pernikahan Nabi Muhammad SAW dengan Aisyah r.a tersebut? Yang terjadi ada dalam Sirah di mana Nabi Muhammad SAW dalam sebuah penglihatannya, melihat Malaikat Jibril mendatangi Beliau dengan membawa sebuah nampan yang terbuat dari emas dan di atas nampan tersebut terdapat sesuatu yang ditutup oleh kain sutra, dan malaikat Jibril mengatakan,”angkat kainnya,.. ini adalah sebuah hadiah dari Allah SWT untuk mu.” Dan ketika Beliau mengangkat kainnya di sana terdapat Aisyah r.a di atas nampan tersebut yang mengindikasikan bahwa Allah SWT telah menentukan bahwa ini adalah istrimu. Seperti hal nya dengan Nabi Isa a.s putra Maryam yang di lahirkan tanpa seorang bapak, Allah SWT melalui Malaikat Jibril meniupkan roh ke rahim Maryam.
Ketika sebagian Negara-negara yang mayoritas penduduknya muslim seperti Arab Saudi, Tunisia, Malaysia, Mesir , Yaman dan lain-lainnya dengan menjalankan hukum syariah maka disitulah Dajjal akan menyerangnya. Seandainya sebuah keluarga akan mendatangi pengadilan syariah dengan membawa sorang putri yang berumur 6 tahun dan seorang pria berumur 55 tahun dengan maksud memohonkan sebuah pernikahan, dan seketika itu pula media-media Dajjal seperti Aljazeera, CNN, New York Time, Washington Post dan London Time akan meliput dan akan menyiarkan ke seluruh dunia. Jika hadist tersebut dianggap tidak palsu maka pengadilan syariah memutuskan bahwa pernikahan tersebut adalah syah (jaiz) dan ketika upacara pernikahan itu dilaksanakan, media-media Dajjal akan menyiarkan ke seluruh dunia bahwa inilah agama Islam yang tidak jauh beda dengan Fedofilia, dan orang-orang muslim di dunia akan menyembunyikan muka karena malu dan hina yang sangat besar, mereka (non muslim) akan menertawakan umat muslim dan akan menjelekan agama Islam, inikah agamamu?
Pemulihan syariah adalah suatu hal yang diinginkan dan didambakan oleh setiap muslim dalam hatinya. Partai Politik yang berasaskan Islam di mana syariah tidak ditegakan adalah sebuah kemungkaran dan Nabi Muhammad SAW bersabda “Ketika seseorang melihat kemungkaran, rubahlah dengan tangannya, dan jika tidak bisa dengan lidahnya, dan jika masih tidak bisa rubahlah dengan hatinya.” Tapi di dalam hatinya saja tidak ada keinginan atau mendambakan untuk membawa kembali syariah, jika begitu Islam dalam dirinya semuanya telah hilang. Hukum syariah tidak akan dapat dipulihkan di dalam sebuah Negara sekular modern. Negara sekular modern telah menghilangkan kekuasaan Allah SWT pada sebuah Negara dan menempatkan kekuasan pada Negara itu sendiri (konstitusi) melalui demokrasi/pemilu, walaupun mengeluarkan biaya tinggi, walaupun masih banyak rakyatnya kekurangan gizi.Demokrasi harga mati, sudah seperti tuhan yang harus dikuti.Hal itu datang dari Dajjal dan ini adalah syirik.Dan ketika orang-orang pergi memilih dalam sebuah pemilu, maka mereka menjadi bagian dari dosa syirik tersebut. Syariah memerlukan pemulihan dari khilafah, dan umat muslim belum dapat memulihkan khilafah dengan mengambil sebuah pergerakan Islam dan mengubahnya menjadi sebuah partai politik Islam, kemudian bertarung dalam sebuah pemilu, berkoalisi dengan partai sekular dan berharap akan dapat membawa kembali khilafah dengan cara tersebut. Itu tidak mungkin dan mustahil terjadi. Sekarang dapat kita lihat, beberapa partai yang mengaku berasakan Islam/partai Islam berkoalisi dengan partai sekular/nasionalis, namun apa yang terjadi ?Ternyata Islam hanya jualan politik mereka saja dan memperburuk citra Islam itu sendiri. Mata hati mereka sudah tertutup….
Sampai suatu saat ketika kita dapat memulihkan khilafah dan memulihkan “Daarul Islam”, maka “ilmu pengetahuan” telah hilang sampai pada titik tertentu hari ini, telah menyebarluaskan kebodohan/ketidakpedulian dalam dunia Islam, di mana orang-orang tidak tahu dan tidak mengerti bahkan memandang negatif apa itu “Daarul Islam”. Seandainya warga Malaysia, atau warga Indonesia atau warga Mesir pergi untuk menunaikan ibadah haji, mungkin tidak akan ada masalah dalam memohon dan mengajukan visa untuk haji. Tapi bagaimana seandainya salah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW masih ada hari ini, apakah dia akan pergi ke konsulat Arab Saudi untuk memohon visa haji? Tentu dia akan terkejut dan menyesalkan hal ini…..
Dan keadaan ini sangat menyedihkan karena ketidakpedulian pemahaman tentang syariah Islam di Negara-negara yang menganut hukum syariah Islam.Tidak ada yang tahu tentang penerapan syariah ini sampai saat kita dapat memulihkan khilafah.Bagaimana kita menyikapinya?Jika kita tidak dapat memulihkan syariah dalam skala makro (nasional/internasional), setidaknya kita memulihkan dalam skala mikro (keluarga dan lingkungan/kampung kita sendiri). Allah SWT tidak akan menyerukan kepada kita sesuatu yang diluar kapasitas atau kemapuan kita. Allah SWT berfirman dalam surat At Taqhaabun: 16
فَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ مَا ٱسْتَطَعْتُمْ وَٱسْمَعُوا۟ وَأَطِيعُوا۟ وَأَنفِقُوا۟ خَيْرًۭا لِّأَنفُسِكُمْ ۗ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِۦ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ
Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah; dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu.Dan barang siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.
Seseorang yang mempunyai ketakutan terhadap Allah SWT dalam hatinya, Allah SWT akan membuka jalan baginya, sampai saatnya tiba di mana khalifah dan stariah di pulihkan. Suatu Negara tidak dapat menjalankan syariah atau memulihkan syariah jika masih anggota PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), suatu negara tidak akan dapat menjalankan syariah jika masih menjadi anggato IMF/World Bank yang telah melarang penggunaan emas sebagai uang. Ketika suatu Negara terikat kewajiban dari semua resolusi yang dikeluarkan PBB yang mengikat Negara tersebut secara keseluruhannya. Dalam suatu hadist Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Sungguh kamu sekalian akan mengikuti sunah orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga walaupun mereka masuk ke dalam sarang biawak kamu sekalian pun akan mengikuti mereka. Kami bertanya: Wahai Rasulullah! Orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani? Beliau menjawab: Lalu siapa lagi selain mereka. (Shahih Muslim )
Rasulullah saw. bersabda: Sungguh kamu sekalian akan mengikuti sunah orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga walaupun mereka masuk ke dalam sarang biawak kamu sekalian pun akan mengikuti mereka. Kami bertanya: Wahai Rasulullah! Orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani? Beliau menjawab: Lalu siapa lagi selain mereka. (Shahih Muslim )
Khilafah dan syariah akan dapat di pulihkan ketika Imam Mahdi sudah muncul. Sebelum kemunculan Imam Mahdi dan menunggu sampai saat kemunculannya yang dapat kita lakukan adalah menarik diri dari “masyarakat modern/kota” ke daerah pedesaan/kampung muslim (Daarul Islam) dan di sana kita dapat membangun Islam mikro dan menegakan syariah pada titik kita dapat menegakkannya. Dalam surat Al An’aam : 158 berkorelasi dengan “ Tiga tanda jika semuanya telah terjadi maka tidak akan berguna lagi keimanan seseorang sebelumnya yaitu keluarnya dajjal, binatang melata dan terbitnya matahari dari Barat atau dari terbenamnya(HR. Tirmidzi)
هَلْ يَنظُرُونَ إِلَّآ أَن تَأْتِيَهُمُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ أَوْ يَأْتِىَ رَبُّكَ أَوْ يَأْتِىَ بَعْضُ ءَايَٰتِ رَبِّكَ ۗ يَوْمَ يَأْتِى بَعْضُ ءَايَٰتِ رَبِّكَ لَا يَنفَعُ نَفْسًا إِيمَٰنُهَا لَمْ تَكُنْ ءَامَنَتْ مِن قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِىٓ إِيمَٰنِهَا خَيْرًۭا ۗ قُلِ ٱنتَظِرُوٓا۟ إِنَّا مُنتَظِرُونَ
Yang mereka nanti-nanti tidak lain hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka (untuk mencabut nyawa mereka), atau kedatangan Tuhanmu atau kedatangan sebagian tanda-tanda Tuhanmu. Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Tuhanmu tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. Katakanlah: "Tunggulah olehmu sesungguhnya kami pun menunggu (pula)." (Al An’aam : 158)
Tanda-tanda akhir dunia yaitu pada saat ketika dunia akan berakhir, Allah SWT akan mengirim semacam gas dari langit dan siapapun, walau memiliki keimanan hanya sebesar biji zarah dalam hatinya dan menghirup gas tersebut akan meninggal dunia. Jadi detik-detik akhir dunia tidak akan datang bila masih ada orang menyebut, “Allah,..Allah,..Allah…” dalam hatinya. Tapi jika masih ada ustad/ulama setelah gas tersebut turun dan dia masih berdiri di atas mimbarnya memberikan ceramah yang fasih membacakan ayat-ayat Al Quran dan masih hidup, itu tandanya hanya “kata-kata” yang di sampaikan karena dia tidak memiliki keimanan walaupun hanya sebesar biji sawi dalam hatinya (kaum spiritual/agama sudah terputus atau hilang). Namun sebelum detik-detik terakhir ini, akan ada kemenangan atas kebenaran, dan dijantung terakhir ini di namakan akhir sejarah dunia (akhir dunia) dan detik-detik akhir ini Al Quran menyatakan “La, Ain, Lam, Mim”.“Ain, Lam, Mim “ di artikan sebagai pengetahuan dari hari akhir, niscaya dia (Nabi Isa a.s) adalah petunjuk dari hari akhir, niscaya dia (Nabi Isa a.s) sebagai tanda hari akhir. Tanda dari segala tanda adalah kembalinya Nabi Isa a.s. Ketika dia (Nabi Isa a.s) kembali, pada saat itu masih ada orang-orang beriman yang tersisa di dunia dan banyak dari mereka akan berada di tanah suci/Baitul Maqdis/Yerusalem (mengindasikan di mana tempat lain benua Amerika, Eropa dan lain-lain seperti tidak berpenghuni lagi karena sudah ditinggalkan penduduknya).
Indikasi awalnya adalah kita sedang menuju pada sebuah perang nuklir diantara dua kekuatan/Negara adidaya, disatu sisi adalah aliansi Rusia dan China dengan aliansi Anglo Amerika Israel. Dan jika perang nuklir tersebut terjadi dan pasti menggunakan ribuan senjata nuklir dan akan menimbulkan awan seperti cendawan (dhuhan). Itulah tanda-tanda akhir zaman, munculnya “asap” dan akan membakar setiap negri/kota. Al Quran telah menjelaskan tentang hal ini dalam Surat Al Israa’ :16
وَإِذَآ أَرَدْنَآ أَن نُّهْلِكَ قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُوا۟ فِيهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا ٱلْقَوْلُ فَدَمَّرْنَٰهَا تَدْمِيرًۭا
Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.
“Dia (Allah SWT) akan menghancurkan setiap kota besar dan kecil, mereka yang lolos dari kehancuran akan di hukum dengan hukuman yang mengerikan” .
Jadi Al Quran telah memberitahu dan membenarkan kehancuran universal pada semua kota-kota besar dan kecil. Gelombang elektromagnetik yang di gunakan manusia pada zaman modern ini seperti telepon, seluler, internet dan lain-lain akan dapat menghancurkan dan membakar manusia yang menggunakannya akibat radiasi nuklir dari perang nuklir tersebut. Ketika perang nuklir tersebut terjadi, orang-orang yang akan lolos adalah mereka yang mengikuti petunjuk dari Surat Al Kahfi yang terdapat pada kisah Ashabul Kahfi di mana tiga orang pemuda pergi menarik dari dari masyarakat yang zalim (masyarakat modern) menuju sebuah gua/desa terpencil. Hal ini telah di jelaskan dalam sebuah hadist dari Ummu Syarik radhiallahu 'anha bahwasanya ia mendengar Nabi s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya sekalian manusia itu sama melarikan diri dari gangguan Dajjal yaitu ke gunung-gunung." Ummu Syarik berkata,”Ya, Rasulullah, di mana orang-orang Arab ketika itu?”Beliau menjawab,”Mereka sedikit” (Riwayat Muslim).Jadi Nabi Muhammad SAW memberitahu kita bahwa orang-orang Arab banyak yang terbunuh, dan hanya sebagian kecil dari mereka yang selamat yaitu mereka yang menjauh dari kota/lari ketempat gunung-gunung atau desa/kampung.
Di dalam Negara khilafah, daerah-daerah/wilayah yang merupakan bagian dari khilafah, wilayah tersebut ditunjuk sebagai “Daarul Islam”. Dan dalam daerah Daarul Islam setiap muslim berhak untuk masuk ke daerah tersebut, tanpa menggunakan visa, cukup dengan mengucapkan syahadat dan berhak untuk tinggal dan mencari nafkah. Dalam suatu hadist Nabi Muhammad SAW mengatakan bahwa pada akhir zaman ilmu pengetahuan akan hilang. Ilmu pengetahuan sekarang ini sudah mulai hilang sehingga sebagaian besar orang sudah tidak dapat mencernanya, mereka tidak setuju dengan khilafah dan Daarul Islam , setiap muslim mempunyai hak untuk berpatisipasi dalam proses politik, proses politik dalam Islam disebut dengan “ Suurah “ , berdasarkan keadilan pada semua muslim dan tidak memerlukan kewarganegaraan.
Menjadikan sebuah pergerakan Islam menjadi sebuah partai politik Islam dan bertarung dalam pemilihan umum di bawah konstitusi sebuah Negara sekuler modern merupakan sesuatu yang tidak masuk akal karena system sekuler modern merupakan bagian dari system Dajjal.Sistem politik Dajjal berbentuk Negara sekuler modern sedangkan system ekonomi Dajjal berbasis pada riba. Sebagai seorang muslim yang berpegang teguh dengan Al Quran dan Sunnah, harusnya memberikan respon terhadap Negara yang menganut system Dajjal yaitu tidak ikut campur dengan urusan politik dan ekonominya serta menjauhi masyarakat yang menganut system Dajjal (masyarakat kota). Dan mencoba memulihkan khilafah dan syariah secara mikro pada keluarga, lingkungan tempat tinggal sendiri, atau membuat sebuah kampung sebagai kampung muslim/desa muslim dan menjauhkan teknologi seperti HP, TV dan internet yang merupakan sebagai alat bagi Dajjal untuk menjangkau, menyadap dan lain-lain. Sampai waktunya tiba, di mana khilafah makro akan di pulihkan ketika Imam Mahdi datang. Di kampung muslim/desa muslim khlafah mikro dan syariah dapat diterapkan, memulihkan penggunaan Dinar dan Dirham sebagai uang lokal. Di kampung muslim tersebut akan dicoba memulihkan “Amir” dan “Bai’ah. Kampung muslim/desa muslim bukanlah suatu tempat untuk berjihad atau tempat latihan untuk menjadi “teroris”, di mana anak laki-laki yang dilahirkan ditempat tersebut, akan dilatih dan akan bertarung lebih baik di medan tempur tempur melawan “Khurasan” (negeri di mana Dajjal akan muncul), bersama tentara Islam untuk membebaskan Tanah Suci (Yerusalem).
C. PETUNJUK AKHIR ZAMAN DALAM KISAH ASHABUL KAHFI
Kisah Ashabul Kahfi
Ashabul Kahfi adalah kisah 7 pemuda yang tertidur lelap di dalam gua selama 309 tahun hijriah atau 300 tahun masehi, untuk melarikan diri dari kekejaman raja Dikyanus. Kisah ini bersumber dari Al Qur'an dalamSurah Al Kahfi.
Menurut beberapa sejarahwan Islam, ketujuh pemuda tersebut bernama:Maxalmena, Martinus, Kastunus, Bairunus, Danimus, Yathbunus danThamlika. Serta seekor anjing bernama Kithmir, yang dipercaya sebagai satu-satunya anjing yang masuk Surga.Banyak yang berpendapat sejarah ini terjadi di Suriah, tetapi ada beberapa ahli Al Qur'an dan Injilberpendapat mereka berasal dari Yordania.
Versi Kristen
Dalam mitologi Kristen kisah ini dikenal dengan namaThe Seven Sleepers. Dalam kisah itu, Maxalmena dikenal juga dengan namaMaximillian. Nama ini merupakan asal-muasal sebutan nama modern untuk Max dan Martin (Martinus, kawan Maxalmena). Umat Katolik Italia menyebut nama Maxalmena dengan sebutan Massimilliano.
Kisah Tujuh Orang Pemuda yang Tertidur dari Efesus ini digolongkan ke dalam legendamitologi Kristen.
Kerangka dasar dari cerita ini muncul dalam Gregorius dari Tours dan dalam Sejarah Orang-orang Lombard karya Paulus sang Diaken. Versi yang palnig terkenal dari cerita ini muncul dalam karya Jacobus de Voragine, Legenda Emas.
Kisah legendanya
Menurut cerita ini, pada masa penganiayaan oleh Kaisar Roma Decius, pada sekitar 250, tujuh orang pemuda dituduh memeluk agama Kristen.Mereka diberikan waktu untuk menyangkal iman mereka.Mereka menyerahkan harta mereka kepada orang miskin, lalu pergi ke gunung untuk berdoa, dan tertidur.Ketika melihat bahwa sikap mereka terhadap agama kafir belum berubah, kaisar memerintahkan agar mulut gua itu disegel.
Puluhan tahun berlalu.Setelah beberapa lama — pada masa pemerintahan Theodosius (379 - 395) — pemilik tanah itu memutuskan untuk membuka mulut gua yang disegel itu, untuk dijadikan kandang sapinya. Setelah dibuka, ia menemukan ketujuh pemuda itu sedang tidur di dalamnya. Mereka terbangun, dan merasa baru tertidur satu hari saja.Salah seorang dari mereka kembali ke Efesus.ia tercenang menyaksikan bangunan-bangunan dengan tanda-tanda salib di atasnya. Orang-orang yang ditemuinya tercengan ketika pemuda itu berusaha menggunakan mata uang lama dari pemerintahan Desius.Uskup dipanggil untuk mewawancarai ketujuh pemuda itu.Mereka menceritakan kisah ajaib itu, lalu meninggal sambil memuji Allah.
Sebuah hari peringatan dirayakan untuk ketujuh pemuda itu dan dinamai sebagai hari pesta Santo "Maximianus, Malchus, Martinianus, Dionisius, Yoannes, Serapion, dan Konstantinus" pada 27 Juli. Nama-nama lain dari ketujuh pemuda ini diberikan dalam sumber-sumber lain. Perayaan ini dihapuskan dan dianggap sebagai mitos setelah pembaruan liturgi Katolik Roma pada 1969.Pesta di kalangan Ortodoks Timur tetap diperingati pada 22 Oktober. Pengembangan legenda
Sementara versi-versi paling awal dari legenda ini menyebar dari Efesus, sebuah katakumbe Kristen perdana dihubungkan dengannya, sehingga mengundang para peziarah.Di kaki Gunung Pion (Gunung Coelian) dekat Efesus (kini Selcuk, Turki, 'Gua' dari Ketujuh Pemuda yang Tertidur dengan reruntuhan gereja yang dibangun di atasnya digali pada 1927-1928.Penggalian itu mengungkapkan pula beberapa ratus makam yang berasal dari abad ke-5 dan ke-6.Terdapat pula tulisan-tulisan yang dipersembahkan kepada Ketujuh Pemuda itu di dinding-dinding gereja dan di makam-makam tersebut.'Gua' tersebut masih diperlihatkan kepada para wisatawan.
Legenda ini dengan cepat menyebar luas di seluruh Dunia Kristen, dipopulerkan di barat oleh Gregorius dari Tours, dalam kumpulan kisah mujizatnya dari abad ke-6 akhir, De gloria martyrum (Kemuliaan para Syuhada). Gregorius mengatakan bahwa ia memperoleh legenda itu dari "seorang Suriah tertentu."
Pada abad ke-7, mitos ini semakin luas dibaca ketika kisahnya masuk ke dalam Al Qur'an dalam Surah 18, Al-Kahfi, ayat 9-14. Berikut ini disebutkan tulisan di gua itu:
Atau kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang mempunyai) raqim itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang mengherankan?
(Ingatlah) tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdo'a: "Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini). (Versi Dep. Agama RI)
Selama masa Perang Salib, tulang-tulang dari kuburan dekat Efesus, yang diidentifikasikan sebagai relikui dari Ketujuh Pemuda ini, dipindahkan ke Marseille, Prancis, dalam sebuah peti mati dari batu yang besar, yang hingga kini merupakan pusaka yang sangat dihargai di Gereja Saint Victoire, Marseille.
Ketujuh Pemuda ini dimasukkan dalam kumpulan cerita Legenda Emas, buku yang paling populer pada Abad Pertengahan Akhir, yang menetapkan tanggal kebangkitan mereka, tahun 478 M, pada masa pemerintahan Teodosius.(1).
Versi Al-Quran
Dalam Surat Al Kahfi, Allah SWT sudah memberi petunjuk tentang kisah Ashabul Kahfi 18 : 10-26 melalui firmannya:
10. (ingatlah) tatkala Para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa: "Wahai Tuhan Kami, berikanlah rahmat kepada Kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi Kami petunjuk yang Lurus dalam urusan Kami (ini)."
11. Maka Kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu[873],
12. kemudian Kami bangunkan mereka, agar Kami mengetahui manakah di antara kedua golongan itu[874]] yang lebih tepat dalam menghitung berapa lama mereka tinggal (dalam gua itu).
13. Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.
14. dan Kami meneguhkan hati mereka diwaktu mereka berdiri[875], lalu mereka pun berkata, "Tuhan Kami adalah Tuhan seluruh langit dan bumi; Kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia, Sesungguhnya Kami kalau demikian telah mengucapkan Perkataan yang Amat jauh dari kebenaran".
15. kaum Kami ini telah menjadikan selain Dia sebagai tuhan-tuhan (untuk disembah). mengapa mereka tidak mengemukakan alasan yang terang (tentang kepercayaan mereka)? siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah?
16. dan apabila kamu meninggalkan mereka dan apa yang mereka sembah selain Allah, Maka carilah tempat berlindung ke dalam gua itu, niscaya Tuhanmu akan melimpahkan sebagian rahmat-Nya kepadamu dan menyediakan sesuatu yang berguna bagimu dalam urusan kamu[876].
17. dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan bila matahari terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri sedang mereka berada dalam tempat yang Luas dalam gua itu. itu adalah sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Allah. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, Maka Dialah yang mendapat petunjuk; dan Barangsiapa yang disesatkan-Nya, Maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpinpun yang dapat memberi petunjuk kepadanya.
18. dan kamu mengira mereka itu bangun, Padahal mereka tidur; dan Kami balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka mengunjurkan kedua lengannya di muka pintu gua. dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan melarikan diri dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi oleh ketakutan terhadap mereka.
19. dan Demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka sendiri. berkatalah salah seorang di antara mereka: sudah berapa lamakah kamu berada (disini?)". mereka menjawab: "Kita berada (disini) sehari atau setengah hari". berkata (yang lain lagi): "Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamu untuk pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah Dia Lihat manakah makanan yang lebih baik, Maka hendaklah ia membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah ia Berlaku lemah-lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seorangpun.
20. Sesungguhnya jika mereka dapat mengetahui tempatmu, niscaya mereka akan melempar kamu dengan batu, atau memaksamu kembali kepada agama mereka, dan jika demikian niscaya kamu tidak akan beruntung selama lamanya".
21. dan demikian (pula) Kami mempertemukan (manusia) dengan mereka, agar manusia itu mengetahui, bahwa janji Allah itu benar, dan bahwa kedatangan hari kiamat tidak ada keraguan padanya. ketika orang-orang itu berselisih tentang urusan mereka, orang-orang itu berkata: "Dirikan sebuah bangunan di atas (gua) mereka, Tuhan mereka lebih mengetahui tentang mereka". orang-orang yang berkuasa atas urusan mereka berkata: "Sesungguhnya Kami akan mendirikan sebuah rumah peribadatan di atasnya".
22. nanti (ada orang yang akan) mengatakan (jumlah mereka) adalah tiga orang yang keempat adalah anjingnya, dan (yang lain) mengatakan: "(jumlah mereka) adalah lima orang yang keenam adalah anjing nya", sebagai terkaan terhadap barang yang gaib; dan (yang lain lagi) mengatakan: "(jumlah mereka) tujuh orang, yang ke delapan adalah anjingnya". Katakanlah: "Tuhanku lebih mengetahui jumlah mereka; tidak ada orang yang mengetahui (bilangan) mereka kecuali sedikit". karena itu janganlah kamu (Muhammad) bertengkar tentang hal mereka, kecuali pertengkaran lahir saja dan jangan kamu menanyakan tentang mereka (pemuda-pemuda itu) kepada seorangpun di antara mereka.
23. dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu: "Sesungguhnya aku akan mengerjakan ini besok pagi,
24. kecuali (dengan menyebut): "Insya Allah". dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan Katakanlah: "Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini".
25. dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi).
26. Katakanlah: "Allah lebih mengetahui berapa lamanya mereka tinggal (di gua); kepunyaan-Nya-lah semua yang tersembunyi di langit dan di bumi. Alangkah terang penglihatan-Nya dan Alangkah tajam pendengaran-Nya; tak ada seorang pelindungpun bagi mereka selain dari pada-Nya; dan Dia tidak mengambil seorangpun menjadi sekutu-Nya dalam menetapkan keputusan".
Sesungguhnya ini sebuah petunjuk dari Allah SWT di akhir zaman, di mana pada akhir zaman, masyarakat modern (kota) penuh dengan kezaliman dan penuh dengan tipu muslihat. Manusia yang sudah tertutup mata hatinya akan menikmati karena tuntunan zaman, mereka akan terjebak dengan duniawinya dan sudah tidak perduli dengan peringatan dari Al Quran dan sunnah. Inilah sesungguhnya rekayasa Dajjal di mana suatu tempat (kota) adalah surganya dunia namun sebenarnya adalah “api” (neraka) yang penuh dengan fitnah Dajjal. Nabi Muhammad SAW bersabda: "Sesungguhnya Dajjal itu keluar dan sesungguhnya beserta Dajjal itu ada air dan api. Adapun yang dilihat oleh para manusia sebagai air, maka sebenarnya itu adalah api yang membakar, sedang apa yang dilihat oleh para manusia sebagai api, maka sebenarnya itu adalah air yang dingin dan tawar. Maka barangsiapa yang menemui Dajjal diantara engkau semua, hendaklah masuk dalam benda yang dilihatnya sebagai api, karena sesungguhnya ini adalah air tawar dan nyaman sekali." Setelah itu Abu Mas'ud berkata: "Sayapun benar-benar pernah mendengar yang seperti itu." (Muttafaq 'alaih)
D. PETUNJUK AKHIR ZAMAN DARI KISAH MUSA A.S DAN KHIDIR A.S
Nabi Musa a.s merupakan salah satu nabi dan rasul umat Islam dan juga salah seorang nabi terkenal dan terunggul dari Bani Israel.Dan ingatlah kisah perjalanan Nabi Musa a.s dengan Khidir (manusia berilmu dan dirahmati Allah SWT) dalam Surat Al Kahfi 18; 60-82) dan kisah ini juga diriwayatkan dalam sebuah hadist;
Hadis riwayat Ubay bin Kaab ra.:
Dari Said bin Jubair ia berkata: Aku pernah berkata kepada Ibnu Abbas ra. bahwa Naufan Al-Bukali beranggapan bahwa Musa as. nabi Bani Israel adalah bukan Musa yang menjadi sahabat Khidhir. Ibnu Abbas berkata: Musuh Allah adalah pembohong. Aku pernah mendengar Ubay bin Kaab ra. berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Musa as. pernah berdiri berpidato di tengah-tengah Bani Israel. Dia (Musa) lalu ditanya: Siapakah manusia yang paling berilmu? Dia jawab: Akulah orang yang paling berilmu. Allah lantas menegurnya karena dia tidak mengembalikan ilmu kepada Allah.Allah lalu memberi wahyu kepadanya bahwa salah seorang hamba-Ku yang menetap di tempat pertemuan dua lautan adalah lebih berilmu daripada kamu. Selanjutnya Musa bertanya: Wahai Tuhanku, bagaimana aku dapat bertemu dengannya? Dikatakan kepadanya: Bawalah seekor ikan dalam sebuah keranjang. Di mana saja kamu kehilangan ikan tersebut, maka di situlah dia berada. Kemudian Musa pun berangkat bersama muridnya bernama Yusya` bin Nun. Musa as.membawa ikan tersebut dalam sebuah keranjang. Dia dan muridnya berangkat dengan berjalan kaki sampai keduanya mencapai sebuah batu karang besar dan tidurlah Musa as.dan muridnya. Sementara ikan yang berada dalam keranjang bergerak dan keluar dari keranjang lalu jatuh ke laut.Kemudian Allah menahan ombak, sehingga menjadi seperti sebuah lengkungan buat melintas ikan tersebut.Musa as.dan muridnya terheran-heran. Mereka meneruskan sisa perjalanan pada siang dan malam hari sedangkan murid Musa as.lupa untuk memberitahukannya. Keesokan paginya Musa as.berkata kepada muridnya: Bawalah kemari makanan kita, sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini. Tetapi (Musa as.) tidak akan merasa letih sebelum dia sampai di tempat yang diperintahkan. Muridnya berkata: Tahukah engkau ketika kita mencari tempat berlindung di sebuah batu karang tadi, aku lupa menceritakan tentang ikan itu, setanlah sebenarnya yang membuatku lupa untuk menceritakannya, ikan itu telah masuk ke laut dengan cara yang sangat aneh sekali. Selanjutnya Musa as.berkata: Kalau begitu itulah tempat yang kita cari. Keduanya lalu kembali.Keduanya mengikuti jejak mereka semula.Hingga ketika mereka tiba di batu karang tadi Musa tiba-tiba melihat seorang lelaki yang berselimut dengan sebuah pakaian dan itulah Khidhir.Musa as.mengucapkan salam kepadanya. Khidhir bertanya kepadanya: Ternyata di negerimu terdapat salam! (Musa as.)berkata: Aku adalah Musa. Khidhir bertanya: Musa Bani Israel? Dia menjawab: Ya. Khidhir berkata: Sesungguhnya kamu memiliki ilmu dari ilmu-ilmu Allah yang telah diajarkan Allah kepada kamu yang aku tidak ketahui. Sebaliknya aku juga memiliki ilmu dari ilmu-ilmu Allah yang telah diajarkan Allah kepadaku yang tidak kamu ketahui.Musa as.berkata kepada Khidhir: Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu? Khidhir menjawab: Sesungguhnya kamu tidak akan sabar bersamaku. Bagaimana kamu bisa sabar atas sesuatu yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?Musa as.berkata: Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang yang sabar dan aku tidak akan menentangmu dalam suatu urusanpun. Khidhir berkata kepadanya: Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan tentang sesuatu apapun sampai aku sendiri yang akan menerangkannya kepadamu. Musa menjawab: Baiklah. Khidhir dan Musa as.lalu berangkat dengan berjalan kaki di tepi pantai dan lewatlah sebuah perahu di hadapan mereka berdua. Mereka bercakap-cakap dengan para penumpangnya agar mau mengangkut mereka.Karena sudah kenal dengan Khidhir, mereka lalu membawa keduanya tanpa bayaran.Khidhir beranjak ke salah satu papan perahu lalu dicabutnya.Musa as.berkata kepada Khidhir: Mereka telah membawa kita dengan cuma-cuma tetapi dengan sengaja perahu mereka kamu lobangi! Apakah kamu hendak menenggelamkan penumpangnya.Sesungguhnya kamu telah berbuat suatu kesalahan yang besar? Khidhir berkata: Bukankah aku telah berkata: Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersamaku. Musa as.berkata: Janganlah kamu menghukum aku karena kelupaanku dan janganlah kamu membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku. Selanjutnya mereka meninggalkan perahu tersebut.Saat mereka sedang berjalan di tepi pantai, tiba-tiba ada seorang anak remaja bermain dengan beberapa temannya. Khidhir memegang kepala anak itu lalu memenggalnya sehingga terbunuhlah ia. Musa as.berkata: Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih itu? Bukankah dia tidak membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang mungkar. Khidhir berkata: Bukankah sudah aku katakan kepadamu, bahwa kamu tidak akan sabar bersamaku. Perbuatan ini lebih kejam lagi daripada yang pertama.Selanjutnya Musa as.berkata: Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah kali ini, maka janganlah kamu memperbolehkan aku menyertaimu, sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan uzur kepadaku. Maka keduanya berjalan, hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka, kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh, maka Khidhir menegakkan dinding itu.Ia berkata: Miring, Khidhir mengisyaratkan dengan tangannya dan menegakkan dinding tersebut. Musa as.berkata kepada Khidhir: Orang-orang yang kita datangi tidak mau menerima kita sebagai tamu dan tidak mau menjamu kita. Jikalau kamu mau niscaya kamu mengambil upah untuk pekerjaan itu. Khidhir berkata: Inilah perpisahan kita. Aku akan memberitahukan kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yang membuat kamu tidak sabar terhadapnya. Rasulullah saw. bersabda: Semoga Allah merahmati Musa. Aku akan senang sekali kalau saja Musa as. bisa bersabar sehingga dia dapat menceritakan kepada kita tentang pengalaman mereka berdua. Rasulullah saw. bersabda: Tindakan Musa as. yang pertama memang karena lupa. Beliau bersabda: Seekor burung terbang lalu hinggap pada tepi perahu itu dan mematuk ke laut. Khidhir lalu berkata kepadanya: Ilmu kita jika dibandingkan dengan ilmu Allah adalah seperti patukan seekor burung pipit tersebut pada laut itu. (Shahih Muslim ),
Dari Said bin Jubair ia berkata: Aku pernah berkata kepada Ibnu Abbas ra. bahwa Naufan Al-Bukali beranggapan bahwa Musa as. nabi Bani Israel adalah bukan Musa yang menjadi sahabat Khidhir. Ibnu Abbas berkata: Musuh Allah adalah pembohong. Aku pernah mendengar Ubay bin Kaab ra. berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Musa as. pernah berdiri berpidato di tengah-tengah Bani Israel. Dia (Musa) lalu ditanya: Siapakah manusia yang paling berilmu? Dia jawab: Akulah orang yang paling berilmu. Allah lantas menegurnya karena dia tidak mengembalikan ilmu kepada Allah.Allah lalu memberi wahyu kepadanya bahwa salah seorang hamba-Ku yang menetap di tempat pertemuan dua lautan adalah lebih berilmu daripada kamu. Selanjutnya Musa bertanya: Wahai Tuhanku, bagaimana aku dapat bertemu dengannya? Dikatakan kepadanya: Bawalah seekor ikan dalam sebuah keranjang. Di mana saja kamu kehilangan ikan tersebut, maka di situlah dia berada. Kemudian Musa pun berangkat bersama muridnya bernama Yusya` bin Nun. Musa as.membawa ikan tersebut dalam sebuah keranjang. Dia dan muridnya berangkat dengan berjalan kaki sampai keduanya mencapai sebuah batu karang besar dan tidurlah Musa as.dan muridnya. Sementara ikan yang berada dalam keranjang bergerak dan keluar dari keranjang lalu jatuh ke laut.Kemudian Allah menahan ombak, sehingga menjadi seperti sebuah lengkungan buat melintas ikan tersebut.Musa as.dan muridnya terheran-heran. Mereka meneruskan sisa perjalanan pada siang dan malam hari sedangkan murid Musa as.lupa untuk memberitahukannya. Keesokan paginya Musa as.berkata kepada muridnya: Bawalah kemari makanan kita, sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini. Tetapi (Musa as.) tidak akan merasa letih sebelum dia sampai di tempat yang diperintahkan. Muridnya berkata: Tahukah engkau ketika kita mencari tempat berlindung di sebuah batu karang tadi, aku lupa menceritakan tentang ikan itu, setanlah sebenarnya yang membuatku lupa untuk menceritakannya, ikan itu telah masuk ke laut dengan cara yang sangat aneh sekali. Selanjutnya Musa as.berkata: Kalau begitu itulah tempat yang kita cari. Keduanya lalu kembali.Keduanya mengikuti jejak mereka semula.Hingga ketika mereka tiba di batu karang tadi Musa tiba-tiba melihat seorang lelaki yang berselimut dengan sebuah pakaian dan itulah Khidhir.Musa as.mengucapkan salam kepadanya. Khidhir bertanya kepadanya: Ternyata di negerimu terdapat salam! (Musa as.)berkata: Aku adalah Musa. Khidhir bertanya: Musa Bani Israel? Dia menjawab: Ya. Khidhir berkata: Sesungguhnya kamu memiliki ilmu dari ilmu-ilmu Allah yang telah diajarkan Allah kepada kamu yang aku tidak ketahui. Sebaliknya aku juga memiliki ilmu dari ilmu-ilmu Allah yang telah diajarkan Allah kepadaku yang tidak kamu ketahui.Musa as.berkata kepada Khidhir: Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu? Khidhir menjawab: Sesungguhnya kamu tidak akan sabar bersamaku. Bagaimana kamu bisa sabar atas sesuatu yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?Musa as.berkata: Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang yang sabar dan aku tidak akan menentangmu dalam suatu urusanpun. Khidhir berkata kepadanya: Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan tentang sesuatu apapun sampai aku sendiri yang akan menerangkannya kepadamu. Musa menjawab: Baiklah. Khidhir dan Musa as.lalu berangkat dengan berjalan kaki di tepi pantai dan lewatlah sebuah perahu di hadapan mereka berdua. Mereka bercakap-cakap dengan para penumpangnya agar mau mengangkut mereka.Karena sudah kenal dengan Khidhir, mereka lalu membawa keduanya tanpa bayaran.Khidhir beranjak ke salah satu papan perahu lalu dicabutnya.Musa as.berkata kepada Khidhir: Mereka telah membawa kita dengan cuma-cuma tetapi dengan sengaja perahu mereka kamu lobangi! Apakah kamu hendak menenggelamkan penumpangnya.Sesungguhnya kamu telah berbuat suatu kesalahan yang besar? Khidhir berkata: Bukankah aku telah berkata: Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersamaku. Musa as.berkata: Janganlah kamu menghukum aku karena kelupaanku dan janganlah kamu membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku. Selanjutnya mereka meninggalkan perahu tersebut.Saat mereka sedang berjalan di tepi pantai, tiba-tiba ada seorang anak remaja bermain dengan beberapa temannya. Khidhir memegang kepala anak itu lalu memenggalnya sehingga terbunuhlah ia. Musa as.berkata: Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih itu? Bukankah dia tidak membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang mungkar. Khidhir berkata: Bukankah sudah aku katakan kepadamu, bahwa kamu tidak akan sabar bersamaku. Perbuatan ini lebih kejam lagi daripada yang pertama.Selanjutnya Musa as.berkata: Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah kali ini, maka janganlah kamu memperbolehkan aku menyertaimu, sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan uzur kepadaku. Maka keduanya berjalan, hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka, kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh, maka Khidhir menegakkan dinding itu.Ia berkata: Miring, Khidhir mengisyaratkan dengan tangannya dan menegakkan dinding tersebut. Musa as.berkata kepada Khidhir: Orang-orang yang kita datangi tidak mau menerima kita sebagai tamu dan tidak mau menjamu kita. Jikalau kamu mau niscaya kamu mengambil upah untuk pekerjaan itu. Khidhir berkata: Inilah perpisahan kita. Aku akan memberitahukan kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yang membuat kamu tidak sabar terhadapnya. Rasulullah saw. bersabda: Semoga Allah merahmati Musa. Aku akan senang sekali kalau saja Musa as. bisa bersabar sehingga dia dapat menceritakan kepada kita tentang pengalaman mereka berdua. Rasulullah saw. bersabda: Tindakan Musa as. yang pertama memang karena lupa. Beliau bersabda: Seekor burung terbang lalu hinggap pada tepi perahu itu dan mematuk ke laut. Khidhir lalu berkata kepadanya: Ilmu kita jika dibandingkan dengan ilmu Allah adalah seperti patukan seekor burung pipit tersebut pada laut itu. (Shahih Muslim ),
Dalam kisah Nabi Musa a.s dan Khidir a.s di mana Musa a.s mengembara ke tempat pertemuan dua laut (Majmaul Bahrain) untuk menemui orang yang paling berilmu yaitu Khidir a.s. Tapi kenapa nama Khidir a.s tidak ada dalam Al Qur’an? Dalam Hadist Shahih Bukhari Raulullah SAW bersabda “Asal usul dinamakan Al-Khidir, karena ia biasa duduk di atas pakaian terbat dari bulu binatang yang berwarna putih. Dan apabila pakaian itu bergerak-gerak (bulunya melambai-melambai) akan tampak dibaliknya warna kehijauan (Khadira)”. Khidir maknanya hijau, jika Khidir berada di suatu tempat yang gersang dan bila dia duduk pada suatu tempat semua benda akan berubah menjadi hijau. Dalam Al Qur’an dan Hadist tidak dijelaskan bahwa Khidir a.s adalah seorang nabi, namun Allah SWT memerintahkan Nabi Musa a.s untuk menemui salah seorang manusia yang paling berilmu yaitu Khidir a.s. Dengan demikian Khidir a.s merupakan seorang guru dari seorang Nabi yang dimuliakan Allah SWT. Nabi Musa a.s akan menemui Khidir a.s disuatu tempat yaitu pertemuan dua laut ini dapat ditafsirkan secara bahasa dan secara simbolis. Salah seorang Muffasir AL Qur’an Imam Baidawi Rhm merujuk dua pertemuan laut ini secara simbolis sebagai pertemuan lautan ilmu dari langit (spiritual) yang diterima melalui “Nur” dari Allah SWT dan lautan ilmu yang didapat secara saintifik. Khidir a.s yang merupakan hamba Allah SWT yang dibekali oleh pertemuan/campuran kedua ilmu tersebut, sehingga ia merupakan salah seorang manusia yang paling berilmu yang dapat menembus pengetahuan tentang akhir zaman, yang dapat menerangkan mengenai dunia di akhir zaman dan yang dapat memberi petunjuk di akhir zaman yang berada di Majmaul Bahrain. Dalam Hadist Shahih Bukhari Rasulullah SAW bersabda; “Nubuwwah” atau kenabian terdiri dari 46 bagian yang berbeda, selepasKu tiada kenabian lagi yang akan tinggal di dunia ini kecuali satu bagian. Satu bagian dari “Nubuwwah” itu adalah “Rukyah Sadiqah” dan “Rukyah Salihah”. Yaitu “penglihatan spiritual” yang baik dan benar dan “mimpi” yang baik dan benar yang masih ada di dunia hingga sekarang.Ilmu dan kebaikan selalu datang bersama-sama yaitu seorang yang berilmu memiliki sifat yang baik hati, belas kasihan dan pemaaf.
Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosasemuanya(kecuali dosa syirk). Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(Az Zumar 39;53). Seseorang yang paling berilmu di kalangan umat manusia di akhir zaman yaitu dia yang mendapat kan ilmu dari “langit” (spiritual) berupa “Nur” dari Allah SWT dan menggabungkannya dengan ilmu saintifik dapat diartikan “Majmaul Bahrain”. Mereka yang paling berilmu di akhir zaman adalah mereka yang bukan saja memiliki ilmu “Majmaul Bahrain” yang dapat menembus “realitas” tetapi mereka juga mempunyai kebaikan, belas kasihan dan pemaaf dalam dirinya dan inilah Sunnah Rasulullah SWT.
Dari kisah Nabi Musa a.s dan Khidir a.s memperlihatkan kepada Bangsa Yahudi yang di kenal sebagai bangsa yang sombong, angkuh dan menganggap bangsa elite yang mempunyai ilmu lebih tinggi dari pada bangsa lain. Merekalah yang paling tinggi martabatnya dari bangsa lain. Semua orang lain di dunia ini dianggap sebagai “Al Ummiyyun” diterjemahkan sebagai “Gentile (bukan Yahudi) ataupun dikenal sebagai “lipas-lipas”. Mereka menganggap dunia ini adalah kuasa mereka dan syurga telah dikhususkan bagi mereka. Allah SWT pun menegur mereka dalam firmannya;
Katakanlah (Muhammad): "Hai orang-orang yang menganut agama Yahudi, jika kamu mendakwakan bahwa Sesungguhnya kamu sajalah kekasih Allah bukan manusia-manusia yang lain, Maka harapkanlah kematianmu, jika kamu adalah orang-orang yang benar". (Al Jumu’ah 62:6). Namun dari kisah tersebut menjelaskan “di atas langit masih ada langit”, masih ada manusia yang lebih berilmu dari pada nabinya bangsa yahudi, dan jika dibandingkan dengan ilmu Allah SWT adalah “seperti patukan seekor burung pipit tersebut pada laut itu”, tidak ada apa-apanya. Allah SWT sudah memperingatkan kaum Yahudi, atas kesombongan dan keangkuhannya karena mendustakan setiap ajaran, mengingkari perintah dan seruan dari Allah SWT yang telah disampaikan melalaui utusan-utusan (nabi dan rasul) yang telah di tunjuknya, sampai Allah SWT mengutuk dan melaknat mereka (Bangsa Yahudi) serta menghancurkan dan mengusir mereka dari tanah suci.
Hubungan antara Khidir a.s dan Dajjal di akhir zaman
Ilmu yang dimiliki Khidir a.s bukanlah suatu ilmu yang “mekanikal”, akan tetapi ilmu yang dimilikinya dapat menghidupak yang “mati”, oleh karena itulah bumi menjadi hijau dengan tumbuh-tumbuhan. Di mana saja dia berada dan dia akan menyampaikan ilmu yang datang seperti hujan yang turun dari langit,dan tetesan air hujan tersebut menembus hati manusia dan hati yang mati kembali hidup. Dajjal berbeda dengan Khidir a.s. Dajjal akan membuat kita kembali hidup, namun Dajjal mengambil yang hidup dan membuat mereka mati. Mereka berjalan, seolah-olah mereka hidup namun sebenarnya mereka telah mati yaitu hati mereka telah mati.
Dalam Hadist Sahih Muslim Rasulullah SAW bersabda; “Setiap nabi telah memberi peringatan kepada kaumnya mengenai Dajjal dan Nabi Nuh a.s telah memberi peringatan kepada kaumnya tentang Dajjal, tapi Aku akan memberitahu kamu sesuatu yang tidak seorang nabipun memberitahukan sebelumnya.Dajjal melihat dengan mata kiri, dia buta mata kanannya, kelihatan seperti anggur yang menonjol tapi Rabb mu tidaklah bermata satu. Diantara mata di dahinya tertulis kata kafir ( khaf, faa, raa) dan setiap mukmin akan dapat membacanya, baik buta huruf maupun yang dapat membaca”. Hanya orang mukmin yaitu muslim yang beriman yang dapat melihatnya, yang dapat melihat dengan mata hatnya. Kaum muslim yang tidak beriman, tidak akan dapat melihatnya karena mata hatinya telah buta.
Maka Apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar?karena Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada. (Surat Al-Hajj 22 : 46)
Jadi Khidir a.s melihat dengan mata hatinya (ilmu spiritual), penuh dengan kebaikan, belas kasih dan pemaaf, namun sebaliknya dengan Dajjal, melihat dengan kedua matanya, buta mata hatinya, tidak ada belas kasih, kebaikan dan tanpa pemaaf.
Kemudian dalam surat Al Kahfi, Khidir a.s menjawab tujuan perbuatan-perbuatan tersebut:
Adapun bahtera itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, dan aku bertujuan merusakkan bahtera itu, karena di hadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap-tiap bahtera (Al Kahfi 18 : 79),
Dan adapun anak itu maka kedua orang tuanya adalah orang-orang mukmin, dan kami khawatir bahwa dia akan mendorong kedua orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran. (Al Kahfi 18: 80)
Dan kami menghendaki, supaya Tuhan mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dalam kasih sayangnya (kepada ibu bapaknya).(Al Kahfi 18 : 81)
Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang Ayahnya adalah seorang yang saleh, Maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu; dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya". (Al Kahfi 18 :82)
Dalam perjalanan nya dengan Khidir a.s, Musa a.s menemui beberapa kejadian;
1. Tentang perahu yang di lubangi Khidir a.s
2. Khidir a.s membunuh seorang anak yang beranjak dewasa
3. Di sebuah kampung yang penduduknya tidak ramah sama sekali, terdapat seorang penduduk yang tembok rumahnya telah rusak dan hampir runtuh, dan Khidir a.s memperbaikinya dengan menggunakan uang sendiri.
Tiga kejadian yang telah dipilih dalam Al Qur’an adalah kejadian yang tidak dapat dipahami kecuali ditafsirkan dan pentafsiran itu hanya dapat dilakukan dengan ilmu yang datang dari “langit” (Allah SWT) yaitu ilmu spiritual;
1. Khidir a.s membocorkan perahu tersebut disebabkan karena terdapat seorang raja yang akan datang untuk merampas perahu tersebut, merampas hartanya. Dengan membocorkan perahu itu, Khidir a.s telah menyelamatkan si pemilik perahu. Dan apabila raja itu pergi, mereka dapat memperbaiki perahu itu lagi. Pesan yang disampaikan dalam peristiwa ini bahwa mengingatkan kita untuk menjauhi kemewahan (duniawi) dan hedonisme. Di akhir zaman nanti manusia akan berlomba-lomba dengan kemewahan, sifat kikir, hedonism, cinta harta, tiada ketentraman dalam jiwanya dan tidak memperdulikan manusia disekitarnya. Inilah yang dinginkan Dajjal sehingga manusia akan terkena fitnahnya dan mata hatinya akan buta sehingga tidak da[pat lagi melihat kebenaran. Sifat-sifat seperti ini akan banyak dijumpai pada manusia yang hidup di daerah perkotaan. Namun jika kita hidup di kampung dengan rumah yang sederhana, hidup seperti orang kampung, damai, aman dan sejahtera, kita akan hidup lebih selamat dari fitnah akhir zaman.
2. Seorang anak beranjak dewasa yang di bunuh Khidir a.s. Ini bukanlah kejadian yang sebenarnya karena tidak mungkin seorang yang dirahmati Allah SWT dan guru seorang nabi dan rasul melakukannya, adalah haram baginya membunuh seorang anak yang tidak bersalah, karena dia adalah manusia yang paling bijaksana di kalangan umat manusia. Ini perlu pentafsiran yaitu anak itu sudah tersesat dan ada yang menguasai dirinya adalah Dajjal. Di akhir zaman, Dajjal akan mencoba mendapatkan anak-anak kita dan apabila dia menguasai anak-anak kita, dia akan tumbuh dengan tersesat, seperti halnya menjadi seorang homoseksual, pemabuk, wanita penghibur, terseret pergaulan bebas dan narkoba akibat dari pengaruh peradaban barat dan moderen dan sebagainya. Dan apa yang kita lakukan apabila anak kita sudah dirasuki fitnah Dajjal, sedangkan kita sebagai orang tua adalah orang yang taat menyembah Allah SWT ?
Inilah pesan yang disampaikan kepada kita di akhir zaman yaitu bila melihat anak-anak kita tumbuh menjadi dewasa dan telah dirasuki peradaban modern (gaya hidup bebas, pergaulan bebas, cara berpakaian seronok dan sebagainya), orang tua tidak bias lagi menasihatinya, memperbaikinya, telah berusaha sesuai dengan kemampuannya maka putuskanlah orang tua dengan anaknya, dan teruskan kehidupan tanpa dia jika tidak anak tersebut akan menyeret dan membinasakan orang tuanya ke neraka. Namun sebagai tetaplah berdoa, semoga Allah SWT memberi hidayah dan membuka pintu taubat untuk anaknya.
3. Di sebuah kampung, di bawah tembok yang rusak itu, seseorang yang beriman akan meninggal dunia dan meninggalkan dua anak yatim, dan hartanya. Dan dia (Khidir a.s) tidak dapat menemui seseorangpun yang jujur, dia menggali lubang dan menanam harta/uang tersebut (tentu berupa dinar dan dirham) yang dapat bertahan lama. Kemudian Khidir a.s membangun tembok di atasnya dan berdoa kepada Allah SWT untuk menjaga harta tersebut untuk kedua anak yatim itu sampai mereka dewasa. Pesan ini dapat diartikan bahwa diakhir zaman, investasi atau simpanan yang paling aman bukanlah di bank-bank tapi berupa emas. Emas akan bertahan lama, tidak terpengaruh zaman dan tidak terpengaruh dengan nilai mata uang Negara manapun. Kemudian di akhir zaman, kejujuran seperti barang yang sangat langka, susah dicari, jikapun ada orang yang jujur justru dianggap orang yang berbahaya dan harus disingkirkan.
Ini juga memberi petunjuk kepada kita untuk beramal dengan ikhlas, tanpa mengharapkan sesuatu pujian dari orang lain, sebab akhir zaman sekarang dunia di penuhi dengan riya dan riba.
Fenomena Akhir Zaman
Pada akhir zaman nanti akan banyak pemimpin-pemimpin yang zalim yang tidak perduli dengan rakyat jelata, hanya mementingkan dirinya dan golongannya, penuh tipu-tipu daya dan pendusta, lebih baik diam, tidak menjadi pengikutnya (kader partai politik), menghindari masyarakat dan penguasa yang zalim yaitu menghindar dari padanya untuk tidak memilihnya sebagai pemimpin. Sesungguhnya mereka adalah bagian dari Sistem Dajjal.
Akan datang sesudahku penguasa-penguasa yang memerintahmu. Di atas mimbar mereka memberi petunjuk dan ajaran dengan bijaksana, tetapi bila telah turun mimbar mereka melakukan tipu daya dan pencurian.Hati mereka lebih busuk dari bangkai. (HR. Ath-Thabrani). Hadis riwayat Abdullah bin Amru bin Ash ra., ia berkata:
Aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya Allah tidak mengambil ilmu dengan cara mencabutnya begitu saja dari manusia, akan tetapi Allah akan mengambil ilmu dengan cara mencabut (nyawa) para ulama, sehingga ketika Allah tidak meninggalkan seorang ulama pun, manusia akan mengangkat pemimpin-pemimpin yang bodoh yang apabila ditanya mereka akan memberikan fatwa tanpa didasarkan ilmu lalu mereka pun sesat serta menyesatkan. (Shahih Muslim)
Aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya Allah tidak mengambil ilmu dengan cara mencabutnya begitu saja dari manusia, akan tetapi Allah akan mengambil ilmu dengan cara mencabut (nyawa) para ulama, sehingga ketika Allah tidak meninggalkan seorang ulama pun, manusia akan mengangkat pemimpin-pemimpin yang bodoh yang apabila ditanya mereka akan memberikan fatwa tanpa didasarkan ilmu lalu mereka pun sesat serta menyesatkan. (Shahih Muslim)
Dari kisah perjalanan Nabi Musa a.s dengan Khidir a.s di mana Khidir a.s dalam perjalan membunuh seorang anak remaja, anak tersebut telah salah langkah dan menuju kekafiran.Ini memberi petunjuk kepada kita bahwa di akhir zaman nanti sebagai orangtua berhati-hatilah terhadap anak kita, sebab anak dapat membawa orang tuanya kepada kesesatan dan kekafiran. Di akhir zaman nanti anak-anak akan mudah terpengaruh dengan serangan dajjal sebab dajjal sudah sampai kerumah-rumah kita. Dalam sebuah Hadis riwayat Usamah ra.: Bahwa Nabi saw. menaiki salah satu bangunan tinggi di Madinah, kemudian beliau bersabda: Apakah kalian melihat apa yang aku lihat? Sesungguhnya aku melihat tempat-tempat terjadinya fitnah di antara rumah-rumahmu bagaikan tempat turunnya air hujan. (Shahih Muslim ). Media TV, hand phone dan internet adalah alat-alat dajjal yang suatu saat dapat mencuci otak anak-anak kita, dapat mempengaruhi pola pikir anak, dan dapat merusak moral anak. Sebagai alat bagi Dajjal untuk merusak budaya kita dengan menyusupkan budaya mereka yang bertentangan nilai-nilai Islami.Tidak heran zaman sekarang ada anak yang tidak patuh pada orang tua, memerintah orang tuanya, melawan orang tuanya dan bahkan membunuh orang tuanya sendiri.Tidak heran zaman sekarang banyak yang meniru budaya-budaya barat sebagai representasi dari budaya modern.Banyak dari mereka yang terperosok dalam pergaulan bebas, yang sudah tersesat dan salah arah namun sebagian orang tuanya ada yang mendukungnya dengan alasan mengikuti zaman dan ingin lebih modern.Dalam sebuah hadist di jelaskan “Belum akan terjadi kiamat sehingga anak selalu menjengkelkan kedua orang tuanya, banjir di musim kemarau, kaum penjahat melimpah, orang-orang terhormat (mulia) menjadi langka, anak-anak muda berani menentang orang tua serta orang jahat dan hina berani melawan yang terhormat dan mulia”. (HR. Asysyihaab).
Anak – anak dan perempuan akan di jadikan serangan empuk Dajjal karena anak-anak sebagai generasi penerus Islam dan kaum perempuanlah yang akan melahirkan generasi penerus tersebut. Namun fenomena sekarang, justru perempuan didorong untuk terlibat partai politik, ikut berteriak dan bergoyang mengikuti irama musik ketika kampanye. Bahkan telah ditetapkan dalam undang-undang bahwa 30% dari kursi parlemen harus diisi oleh kaum perempuan.Jika sebagian besar waktunya habis untuk politik dan parlemen, bagaimana dengan kodratnya sebagai wanita yang mengurus dan melayani suami dan anak-anaknya? Naudzubillah mindzalik…..
Jadi dari kisah tersebut memberi petunjuk dan peringatan kepada orang tua untuk membekali anak kita dengan ajaran-ajaran Islam, menerapkan syariah Islam kepada anak-anak kita/keluarga walaupun dengan keras dan membentengi mereka dengan aqidah yang kuat serta menjauhkan mereka dari lingkungan/masyarakat yang zalim demi menjaga moral mereka agar supaya menjadi anak sholeh, berbakti kepada orang tua dan sebagai generasi penerus yang Islami.
Dengan fenomena sekarang bahwa dunia Islam, sebagian besar pelajar Islam/Cendikiawan muslim telah gagal memahami apa yang terjadi dalam dunia ekonomi, perbankan dan keuangan saat ini, yang terjadi dalam dunia politik dan demokrasi saat ini. Mereka turut serta, terseret dan terjebak dengan system Dajjal sekarang ini adalah datangnya dari Dajjal.Negara sekuler modern ini datangnya dari Dajjal dan banyak yang tidak memahaminya.Mereka mau mengembalikan Islam dengan ikut serta dalam pemilihan umum sebagai partai politi Islam di dalam sekuler modern.Adakah ini ada dalam Sunnah?
Kita harus menjaga dan mendidik anak-anak kita secara Islami agar dapat melahirkan generasi Islam yang baru melalui jalan yang sama seperti Khidir a.s, yang akan menentang Israel dan Zionisme. Jalan menuju Khidir a.s hanya dapat dicapai jika memperoleh ilmu spiritual Islamik yang dinamakan juga “tasawwuf”, namun dalam Al Qur’an dan Hadist tidak ada perkataan tersebut, yang ada adalah “Al Ihsan”. Al Ihsan bukanlah “tasawwuf, tapi dialah tiangnya dalam Islam untuk menyembah Allah SWT, seolah-olah kita melihatNya, melihat dengan mata hati kita. Kita memerlukan ilmu spiritual untuk mendapatkan “nur” dari Allah SWT di dalam hati kita.Bagaimana bisa kita menemukan ulama yang sebenarnya (Ulama yang aswaja) di akhir zaman ?Kita akan mendapati mereka yang baik, Al Ihsan, mempunyai belas kasih, rendah diri dan pemaaf. Serta kita akan mendapati mereka yaitu orang-orang yang tinggi kerohaniannya. Dan kita juga akan mendapati mereka yang memiliki ilmu pengetahuan dan kemampuan untuk bereaksi terhadap dunia sekarang ini, mereka yang dapat memahami dan menembus realitas dunia saat ini dan mereka yang mempunyai kemampuan untuk bereaksi dengan tidak berlebihan terhadap dunia di akhir zaman. Merekalah golongan Khidir a.s, apabila menemui mereka, ikutilah mereka.
Dengan memahami pengetahuan tentang akhir zaman berdasarkan Al Qur’an dan Hadist, maka kita dapat memahami Surat Al Kahfi sebagai petunjuk-petunjuk di akhir zaman bukan berarti mengharapkan kehancuran alam, bukan berarti membuat kita lemah dan meninggalkan menuntut ilmu atau dakwah namun sebaliknya membuka mata hati kita, kita harus bersiap-siap menghadapi huru-hara dan peperangan akhir zaman dengan iman, ilmu, amal dan takwa. Kenapa pengetahuan tentang akhir zaman ini kurang disukai dan kurang diminati oleh masyarakat dan sebagian besar para ulama pada saat ini? Tidak aneh, sebab hal ini sudah diisyaratkan oleh Nabi Muhammad SAW sebelumnya, “Dajjal tidak akan muncul sebelum umat manusia lupa membicarakan Dajjal dan Imam-Imam di mimbarpun tidak menerangkan lagi tentang Dajjal.” Nabi Muhammad SAW juga menganjurkan agar kita berdoa setelah selesai tahiyat akhir disetiap sholat seperti yang diriwayatkan Imam Bukhari yaitu doa permohonan agar terhindar dari fitnah jahanam, fitnah dunia dan fitnah Dajjal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar